Gubernur Khofifah Tinjau Tanggul Jebol Akibat Lahar Dingin Semeru

Surabaya, BI [28/05] – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung proses perbaikan tanggul yang jebol akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru, di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Tanggul sepanjang dua kilometer tersebut rusak parah pada bagian sepanjang 300 meter setelah banjir lahar dingin melanda kawasan itu pada April 2025. Kerusakan itu mengancam keselamatan lebih dari seribu jiwa dan lahan pertanian ratusan hektare.
Untuk mengatasi ancaman tersebut, Pemprov Jatim bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkab Lumajang. Mereka memperbaiki tanggul sepanjang 280 meter dan membangun krib atau tanggul pengarah arus sepanjang 166 meter.
“Total anggaran perbaikan sekitar Rp 10,5 miliar. Targetnya selesai dalam waktu tiga bulan,” ujar Khofifah saat meninjau lokasi, Minggu (25/5).
Perbaikan ini melibatkan lima alat berat excavator dan enam dump truck. Tiga unit excavator dan seluruh dump truck berasal dari Pemprov Jatim, sedangkan dua excavator lainnya dari BBWS Brantas. Selain itu, disiapkan 3.750 bronjong dari provinsi dan tambahan 200 bronjong dari BBWS, serta pipa galvanis untuk memperkuat struktur tanggul.
Gubernur Khofifah menekankan pentingnya percepatan perbaikan demi melindungi pemukiman warga dan lahan pertanian. “Kalau tanggul ini dibiarkan, sawah akan terendam dan rumah warga terancam luberan lahar susulan. Dampaknya bisa sangat besar. Maka harus segera ditangani,” tegasnya.
Selain pembangunan tanggul utama, dilakukan pula sejumlah langkah teknis lain, seperti pembuatan kisdam (tanggul sementara), tebing krib di sisi hulu untuk mencegah longsor, pengalihan aliran sungai, serta pemasangan bronjong dan batu bolder di titik-titik rawan.
Meski cuaca belum sepenuhnya mendukung, Khofifah meminta pengerjaan tetap berjalan. “Jangan tunggu musim kemarau. Masyarakat sudah cemas. Apa yang bisa dikerjakan sekarang, segera dikerjakan. Kita harus adaptif terhadap kondisi cuaca,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada penanganan darurat, Khofifah juga menyiapkan strategi jangka panjang untuk memperkuat infrastruktur tanggul secara permanen sebagai bagian dari mitigasi bencana.
“Kami hadir tidak hanya saat bencana datang, tapi juga untuk memastikan masyarakat punya perlindungan jangka panjang. Keselamatan warga adalah prioritas kami,” tegasnya.
Gubernur juga mengapresiasi semangat gotong royong warga setempat dalam menghadapi bencana. “Warga Sumberwuluh sangat kompak dan saling bantu. Ini jadi kekuatan utama kita dalam menghadapi berbagai tantangan,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Bupati Lumajang Indah Amperawati menyampaikan terima kasih atas respons cepat Pemprov Jatim. “Ibu Gubernur langsung instruksikan Dinas PU SDA turun tangan begitu tanggul jebol. Ini menunjukkan perhatian luar biasa pada kondisi masyarakat kami,” katanya.
Sebagai informasi, tanggul tersebut jebol pada 11 April 2025 setelah banjir lahar dingin menerjang selama dua hari. Kejadian ini sempat membuat warga panik dan mengungsi. Pemkab Lumajang telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 90 hari, mulai 11 Mei hingga 8 Agustus 2025. [BI]