Nasional

Jamaah Haji Diharapkan Tidak Anggap Sepele Dehidrasi

Jakarta, BI [05/05] – Musim haji 2025 resmi dimulai bagi calon jemaah haji Indonesia. Sejak Jumat (2/5), para jemaah gelombang pertama sudah tiba di Madinah. Seiring kedatangan ini, kesiapan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah pun diuji.

Salah satu perhatian utama tahun ini adalah kesehatan calon jemaah haji lanjut usia dan resiko tinggi, yang tergolong paling rentan terhadap perubahan cuaca dan kelelahan fisik.

Menurut Wakil Kepala KKHI Madinah, dr. Yuni Anisa W., Sp.PD, banyak calon jemaah lansia datang ke layanan darurat dalam kondisi yang mengejutkan.

“Kadang ujuk-ujuk datangnya, seolah-olah nggak ada apa-apa, tiba-tiba pingsan, tiba-tiba ngomongnya ngelantur, atau tiba-tiba jatuh,” ungkap dr. Yuni saat ditemui di ruang UGD KKHI Madinah.

Kondisi seperti itu, kata dia, seringkali disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan dan dehidrasi, terutama pada lansia dengan komorbid seperti hipertensi atau diabetes yang tidak terkontrol.

Gangguan elektrolit akibat kurang cairan juga bisa memicu kebingungan akut bahkan gangguan kejiwaan sementara.

KKHI Madinah pun telah mengantisipasi dengan menyiapkan ruang perawatan jiwa, selain UGD, ruang rawat inap pria-wanita, ruang observasi, farmasi, laboratorium sederhana, dan layanan radiologi.

“Dehidrasi itu sangat berpengaruh. Kalau sudah sepuh, minum aja kadang gak cukup untuk recovery. Harus dibantu dengan infus untuk mengganti cairan,” jelasnya.

Tak hanya itu, dr. Yuni juga menjelaskan bahwa perubahan suasana, perpisahan dari rombongan, dan kelelahan fisik bisa menjadi pemicu gangguan psikologis, terutama pada jemaah yang sudah lansia.

Ruang perawatan jiwa di KKHI Madinah juga dibuka khusus untuk menghadapi kemungkinan tersebut.

Mengutip data tahun-tahun sebelumnya, banyak pasien haji Indonesia datang ke KKHI dengan keluhan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang menjadi lebih parah akibat kelelahan, cuaca panas, dan asupan cairan yang kurang.

Untuk mencegah kejadian fatal, dr. Yuni memberikan satu panduan praktis yang wajib dilakukan oleh setiap calon jemaah haji, terutama lansia: minum air setiap jam sekitar 200 cc, lebih baik jika ditambah elektrolit seperti oralit atau larutan gula-garam.

“Pencegahan lebih penting daripada pengobatan. Jangan tunggu lemas dulu baru minum,” tegasnya.

Dengan suhu udara di Arab Saudi yang bisa mencapai 50 derajat Celsius pada puncak musim haji nanti, disiplin dalam menjaga asupan cairan, istirahat cukup, serta tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah sunnah menjadi kunci bertahan sehat hingga puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.[JP]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.