Jamintel Kejaksaan Agung Reda Manthovani Kawal MBG

Tangsel, BI [05/05] – Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung (Kejagung) RI Reda Manthovani meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Khusus (SKH) 01 Pondok Aren dan Sekolah Khusus (SKH) di Kabupaten Tangerang juga Gubernur Banten Andra Soni .
Program MBG yang berlangsung selama satu tahun dimulai dari 14 April 2025 diketahui menargetkan lebih dari 1.100 siswa berkebutuhan khusus dan lebih dari 200 guru, serta memberdayakan 8 UMKM/Koperasi sekitar sebagai penyedia makanan sehat.
Aksi tinjauan langsung program MBG Jaksa Agung Muda Intelijen, Reda Manthovani tidak sendiri tapi didampingi oleh Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dan Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid.
Dalam sambutannya Reda Manthovani menjelaskan bahwa kolaborasi monitoring ini melibatkan berbagai pihak, termasuk jaringan Grab dan OVO serta Yayasan Inklusif Pelita Bangsa.
“Berdasarkan informasi dari para kepala sekolah, ada anak-anak yang memerlukan perlakuan khusus dalam makanannya, seperti pembatasan garam atau gula. Semua itu sudah didata dengan baik sebelum program berjalan,” kata Reda.
Lebih lanjut, Reda mengungkapkan bahwa pengawasan ketat akan dilakukan secara berkala, termasuk inspeksi langsung ke dapur hingga pasar tempat bahan makanan dibeli. Grabfood juga berperan aktif dalam pendataan, monitoring, dan pengawasan distribusi makanan untuk memastikan standar tetap terjaga.
Menurut dia, kegiatan tersebut juga menjadi langkah nyata untuk memastikan bahwa program nasional ini berjalan dengan baik, adil, dan benar-benar memberikan manfaat bagi para siswa, terutama mereka yang berkebutuhan khusus.
Reda Manthovani juga menekankan pentingnya makan bergizi gratis (MBG) ini untuk siswa disabilitas harus tepat sasaran, gizi yang ada di menu makan MBG untuk pelajar disabilitas harus tepat, seperti disabilitas tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi tepung. Dia juga mengatakan disabilitas tak boleh terlalu banyak makan manis.
Reda berharap langkah ini dapat menjadi pemicu terselenggaranya acara serupa di daerah lain. Saat ini, menurut dia, masyarakat dan pemerintah masih lebih berfokus pada MBG untuk siswa reguler.[BI]