Korea Selatan Punya Presiden Baru, Lee Jae-myung
Seoul, BI [08/06] – Korea Selatan resmi memiliki presiden baru. Lee Jae-myung, tokoh kiri-tengah dari Partai Demokrat, memenangkan pemilihan cepat dan langsung dilantik kemarin (4/6). Dia mengalahkan pesaing konservatifnya, Kim Moon-soo.
Pemilu ini digelar karena pemakzulan Yoon Suk Yeol. Yoon yang pada Desember lalu mengumumkan darurat militer dilengserkan dan kini sedang menghadapi masalah hukum.
Dilansir dari AFP, Lee mengamankan 49,4 persen suara. Sementara Kim hanya memperoleh 41,2 persen suara. Kemenangan ini diraih dalam pemilu darurat tanpa masa transisi. “Komisi Pemilihan Umum Nasional dengan ini menyatakan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat sebagai presiden terpilih,” ujar Ketua KPU Korea Selatan Roh Tae-ak.
Berbeda dengan pelantikan presiden biasanya yang megah, Lee langsung menjabat begitu hasil suara disahkan. Dia diperkirakan memulai hari pertamanya dengan panggilan resmi dari komandan militer dan kunjungan ke Pemakaman Nasional. Dilanjutkan dengan mulai berkantor di Istana Kepresidenan.
Lee sempat kalah dari Yoon dalam Pilpres 2022. Sekarang dia hadir sebagai simbol pemulihan demokrasi bagi banyak warga Korea. “Meskipun kita mungkin pernah berselisih, semua tetap warga Republik Korea,” katanya dalam pidato kemenangannya.
Secara kebijakan, Lee diprediksi akan membawa arah baru dalam diplomasi luar negeri Korea Selatan. Dia disebut akan tetap menjaga aliansi kuat dengan Amerika Serikat, namun juga membuka ruang dialog dengan Tiongkok dan Korea Utara.
Hal ini disambut oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang langsung memberi ucapan selamat. Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan menjadi pemimpin asing pertama yang menelepon Lee secara resmi.
Dilansir dari Yonhap, yang pertama dilakukan Lee setelah dilantik adalah menginstruksikan peluncuran gugus tugas darurat untuk mengatasi tantangan ekonomi. Juru bicara kantor kepresidenan Kang Yu-jung menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah pengarahan. “Presiden Lee memerintahkan Wakil Perdana Menteri Lee Ju-ho untuk mengadakan pertemuan dengan otoritas terkait dan pejabat tingkat kerja paling lambat pukul 19.30,” katanya.
Selain itu Lee juga memerintahkan pertemuan tingkat kerja terpisah mengenai keselamatan publik. Rapat ini akan dilakukan hari ini dan melibatkan pejabat dari pemerintah daerah.
Sementara itu untuk kebijakan luar negeri, dia akan memperhatikan pentingnya koherensi kebijakan dalam hubungan dengan Jepang. Hubungan Seoul dan Tokyo sempat tegang di bawah mantan Presiden Yoon Suk Yeol. “Koherensi kebijakan sangat penting dalam mengelola hubungan antarnegara,” kata Lee kepada wartawan di kantor kepresidenan setelah diumumkan sebagai pemenang pilpres.
Dalam pidato pelantikannya, Lee berjanji untuk memperkuat kemitraan trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Pemimpin dunia juga menyelamati presiden baru Korea Selatan itu. Salah satunya adalah Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dia menyoroti pentingnya pengembangan hubungan bilateral dengan Korea Selatan.
Xi menghubungi Lee lewat telepon kemarin. “Tiongkok dan Korea Selatan adalah tetangga dan mitra penting untuk kerja sama,” kata Xi. Dia menyebut dua negara telah mencapai banyak hal bersama dengan bekerja sama dan mengatasi perbedaan dalam ideologi dan sistem sosial sejak terjalinnya hubungan diplomatik 33 tahun lalu.
Xi ingin menekankan bahwa perkembangan hubungan yang stabil dan sehat selama ini telah berkontribusi dalam menjamin perdamaian dan stabilitas regional. Dia juga mengatakan bahwa Tiongkok bersedia untuk mempererat persahabatan kedua negara dan menjalin hubungan yang saling menguntungkan. [JP]
