AMERTHA Craft Ajak PMI Siapkan Bekal Ketrampilan Untuk Pulang ..

Hong Kong, BI [21/07] – “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3289).
Berbagai kerajinan atau ilmu yang bisa diaplikasikan setelah pulang ke tanah air makin menjamur di Hong Kong.
Kita sudah bebas memilih, mau mendalami ilmu apa untuk bekal usaha setelah pensiun menjadi Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong.
Novita Herdiana, Asal Malang sudah 11 tahun di Hong Kong. Perempuan cantik berkacamata yang sekaligus mahasiswa UT Hong Kong Semester 3 jurusan PG Paud mengungkapkan bahwa Amerta Craft merupakan organisasi nonprofit yang mengajarkan keterampilan kepada PMI Hong Kong.
“Biasanya mengadakan kelas khusus buket sebulan sekali”, katanya.
“Ini masih awal, karena Amertha Crafts juga baru diakui oleh KJRI secara organisasi,” tambahnya.
Jadi ini merupakan kelas free dan juga untuk mengenalkan Amerta kepada umum. Dengan tujuan agar banyak peminatnya.
Karena kelas yang diselenggarakan oleh Amertha secara ilmu gratis. Jadi pada saat mereka datang, mereka biasanya nitip bahan atau mereka bisa beli sendiri juga diperbolehkan.
Dian begitu dia biasa dipanggil, menggeluti kerajinan ini sejak 4 tahun yang lalu. Dan sudah satu tahun mengajar kelas Bouquet.
Dian menjelaskan, ia belajar kerajinan ini secara otodidak. Ia mengikuti les untuk memperdalam ilmunya. Ia pun juga rajin melihat tips dan trik melalui daring.
Melihat mahalnya biaya itu, dan tidak bisa dipungkiri melihat peluang, orang-orang itu kreatif, pekerja keras, punya semangat dan ingin berkembang, tapi terkendala dana.
“Nah jadi saya mewadahi, makanya peserta saya kebanyakan sudah berumur karena sudah yang menengah ke bawah jangkauannya. Mereka yang gaji gede tapi pengeluaran juga gede. Gaji PMI tinggi tapi tidak semuanya akan dialokasikan pada diri sendiri,” kata Dian.
Dian juga menuturkan bahwa “Mereka memiliki gaji besar, namun transfer ke keluarga besar juga. Akhirnya hayo sini belajar bareng. Untuk yang ga punya akses belanja akan kami bantu atau yang mau belanja sendiri dikasih tahu tempatnya,” kata Dian.
Dian juga menjelaskan bagaimana awalnya Ia bisa mengembangkan Amertha ini.
Saat mengisi libur semester diadakan ekstra kurikuler. Ada workshop, zoom untuk materi daring atau offline. Kemudian Dian dikasih kesempatan dipercaya karena punya skill di bidang itu. Dari situ ternyata peminatnya justru lebih banyak dari luar UT. Dari situlah banyak permintaan, akhirnya terbentuklah grup wa.
“Jadi saya kembangkan lagi sekarang alhamdulilah sudah terkumpul 60 peserta. 30-40 peserta loyal,” tambahnya.
Setelah mengajukan Amertha kepada KJRI dan disetujui sebagai ormas Indonesia di Hong Kong. Akhirnya Dian merekrut tim 6 orang dan merekrut volunteer ada mentor MUA. Jadi nanti rencana bulan depan (Agustus akan ada kelas make up) kemudian ada membuat bunga dari kawat bulu dan kelas Bouquet.
“Minimal akan berguna untuk diri sendiri karena akan memberikan hantaran, ibaratnya mereka memberikan hadiah untuk anak, suami , saudara, itu sudah ga perlu beli. Minimalnya itu.
aksimalnya adalah mereka bisa membuka jasa usaha di negeri sendiri,” kata Dian saat ditanya, mengapa memilih kerajinan ini.
Amertha sendiri merupakan bahasa sanskerta. Karena Dian mencintai sastra dan sejarah. Yang memiliki arti air kehidupan abadi.
“Jadi saya ingin Amertha itu membawa kehidupan bermanfaat, untuk sekitarnya dan buat saya khususnya,” urai Dian menutup percakapan.
Hingga saat ini Amertha Crafts sudah memiliki anggota sekitar 93 orang. (esti)