Bediding Melanda Pulau Jawa, Duduk di Sekitar Api Dapat Jadi Terapi Alami

Surabaya, BI [11/07] – Fenomena bediding atau cuaca dingin ekstrem yang kerap melanda Pulau Jawa saat musim kemarau membuat masyarakat mencari berbagai cara untuk tetap hangat.
Salah satu cara tradisional yang masih bertahan ialah dengan duduk di dekat luweng atau tungku yang bukan hanya digunakan untuk memasak, tetapi juga menjadi tempat menghangatkan badan bersama keluarga.
Menariknya, kebiasaan sederhana ini ternyata menyimpan manfaat psikologis yang tak banyak diketahui.
Menurut laporan Fox News pada Rabu (9/7), duduk di dekat api seperti pada tungku atau api unggun dapat memberikan efek terapeutik bagi kesehatan mental.
Dalam laporan yang merujuk pada jurnal Evolutionary Psychology, para peneliti menemukan bahwa paparan suara dan cahaya dari api menyala dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.
Artinya, berada di dekat api tidak hanya memberi rasa hangat secara fisik, tetapi juga menenangkan pikiran.
M. David Rudd, Ph.D., pakar psikologi dari University of Memphis, menjelaskan bahwa suasana alami di sekitar api membuat seseorang lebih rileks dan terbebas dari gangguan teknologi.
“Situasinya secara alami tidak mengancam dan justru mendorong interaksi sosial. Ada harapan implisit untuk saling terlibat dan berkomunikasi,” ujarnya.
Hal ini sangat relevan dengan kebiasaan masyarakat Jawa, terutama di daerah pedesaan yang masih memanfaatkan luweng sebagai pusat aktivitas keluarga.
Di tengah suhu dingin akibat bediding, memasak sambil menghangatkan tubuh di dekat tungku kerap menjadi momen penuh keakraban yang mempererat hubungan antaranggota keluarga.
Sementara itu, Jessica Cail, Ph.D., dari Pepperdine University, menambahkan bahwa api sering diasosiasikan dengan rasa aman dan nyaman.
Ia menyebut api sebagai pusat sosial tempat orang berkumpul untuk berbagi kehangatan dan cerita.
Tak heran jika suasana di sekitar api unggun dapat mendorong komunikasi sosial dan membantu meredakan perasaan negatif.
“Dengan adanya asosiasi positif ini, tidak mengherankan jika perasaan rileks dan aman dapat membantu memfasilitasi komunikasi sosial serta mengurangi perasaan negatif, baik yang diungkapkan secara langsung maupun tidak,” jelas Cail.
Duduk di dekat api, baik saat berkemah maupun di rumah menggunakan tungku tradisional, terbukti dapat mengurangi stres, menurunkan kecemasan, dan memulihkan emosi.
Suara api yang berderak dan aroma kayu terbakar bahkan memberikan efek restoratif pada otak.
Berdasarkan kajian ilmiah dan wawancara para ahli yang dimuat Fox News, kebiasaan tradisional ini bukan sekadar cara bertahan dari dingin. Ia juga merupakan bentuk terapi alami yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Duduk di dekat api, baik saat berkemah maupun di rumah menggunakan tungku tradisional, terbukti dapat mengurangi stres, menurunkan kecemasan, dan memulihkan emosi.
Suara api yang berderak dan aroma kayu terbakar bahkan memberikan efek restoratif pada otak.
Berdasarkan kajian ilmiah dan wawancara para ahli yang dimuat Fox News, kebiasaan tradisional ini bukan sekadar cara bertahan dari dingin. Ia juga merupakan bentuk terapi alami yang telah diwariskan secara turun-temurun. [JP]