KesehatanWanita

Gorengan dan Mi Instan Bisa Sebabkan Pikun

Jakarta, BI [07/07] – Ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun justru dapat memicu peradangan dan kerusakan sel otak.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa meningkatkan risiko gangguan memori seperti demensia dan alzheimer.

Makanan tinggi gula, lemak trans, dan bahan olahan berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif.

Dengan menghindarinya, kita bisa menjaga kesehatan otak agar tetap tajam seiring bertambahnya usia.

1. Gorengan

Makanan yang digoreng memang lezat, tetapi konsumsi berlebihan bisa merusak otak. Minyak yang dipakai untuk menggoreng mengandung lemak jenuh dan trans yang berbahaya bagi kesehatan kognitif.

Penelitian dari Cambridge University tahun 2016 menemukan hubungan antara makanan tinggi lemak trans dengan penurunan fungsi otak. Studi ini menunjukkan bahwa orang yang sering makan gorengan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan memori dan kognitif.

Selain itu, lemak trans dalam gorengan dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, termasuk yang menuju otak. Akibatnya, sirkulasi darah ke otak terhambat dan fungsi otak melemah.

Untuk mengurangi risiko ini, gunakan metode memasak alternatif seperti memanggang, merebus, atau mengukus. Jika ingin tetap menikmati gorengan, gunakan air fryer untuk mengurangi jumlah minyak yang diserap makanan.

2. Karbohidrat Olahan

Karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, cake, dan pizza memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya, makanan ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis dan berdampak pada kesehatan otak.

Penelitian University of New South Wales, Australia (2015) menemukan bahwa makanan tinggi glikemik dapat memicu peradangan pada hipokampus, bagian otak yang mengatur memori. Ini dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.

Selain itu, studi National Library of Medicine (2012) menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan memiliki skor kecerdasan non-verbal yang lebih rendah.

Untuk melindungi otak, gantilah karbohidrat olahan dengan karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, quinoa, dan sayuran berserat tinggi.

3. Makanan Ultra-Proses

Makanan ultra-proses seperti mi instan, keripik, permen, dan popcorn microwave sering kali mengandung tinggi garam, gula, dan bahan kimia tambahan. Makanan ini minim nutrisi tetapi tinggi kalori yang berisiko menyebabkan gangguan otak.

Studi Wiley Online Library (2015) menunjukkan bahwa lemak viseral yang dihasilkan dari makanan ultra-proses dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Penelitian lain dari American Diabetes Association (2014) menemukan bahwa makanan ini berkontribusi pada penurunan jaringan otak, bahkan pada tahap awal sindrom metabolik.

Untuk menjaga kesehatan otak, kurangi konsumsi makanan olahan dan pilih makanan segar seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, dan ikan yang kaya omega-3.

4. Pemanis Buatan Aspartam

Aspartam sering ditemukan dalam permen karet, soda diet, dan makanan rendah gula. Meskipun dianggap lebih aman dibandingkan gula biasa, aspartam ternyata memiliki efek samping pada otak.

Studi European Journal of Clinical Nutrition (2007) menyebutkan bahwa fenilanin dalam aspartam dapat mengganggu produksi neurotransmitter yang berperan dalam pengendalian emosi dan daya ingat.

Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa aspartam dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres oksidatif, yang bisa mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Daripada mengonsumsi pemanis buatan, lebih baik memilih pemanis alami seperti madu, gula kelapa, atau stevia dalam jumlah terbatas.

5. Makanan Tinggi Lemak Trans

Lemak trans adalah jenis lemak tidak sehat yang ditemukan dalam margarin, mentega putih, frosting, dan makanan ringan kemasan. Konsumsi berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan otak.

Penelitian American Heart Association menemukan bahwa orang yang sering mengonsumsi lemak trans berisiko lebih tinggi mengalami alzheimer.

Studi lain dari Neurology Journal (2019) menyebutkan bahwa lemak trans dapat menyebabkan penyusutan volume otak, yang berdampak pada fungsi memori.

Agar otak tetap sehat, ganti lemak trans dengan lemak sehat seperti omega-3 yang terdapat dalam ikan salmon, biji chia, dan kacang kenari. [BI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.