Hong Kong

Memaknai Tahun Baru Islam Dengan Hijrah Bersama Ustad Fajar

Hong Kong, BI [07/07] – Masih dalam rangka menyemarakkan Hari Raya Idul Adha dan Tahun Baru Hijriah 1447H, KJRI-HK bersama Telin Hong Kong dan BNI Remittance mengadakan acara TTDJ merupakan kepanjangan dari Tauziah Tanya diJawab.

Acara yang dihadiri oleh para sponsor acara dan jajaran KJRI juga undangan tersebut digelar pada hari Minggu, 29 Juni 2025. Dimulai dari pukul 14:30 hingga 16:40 waktu Hong Kong.

Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta lantunan ayat suci Alquran. Kemudian dilanjutkan dengan tauziah dari ustadz Fajar Sofari Nugroho GM Dompet Dhuafa HK.

Di awal tauziahnya ustadz Fajar menyampaikan semoga para hadirin yang hadir dalam acara tersebut sehat secara jasmani dan rohani. Salah satu cara Allah SWT mengecas kita sebagai seorang manusia, untuk sehat secara rohani dengan sama-sama belajar atau minimal mendengarkan tilawah ayat suci Alquran.

“Bagaimanapun setiap insan, setiap manusia ketika dikumandangkan ayat suci Alquran, salah satu tanda cinta kepada Allah SWT, pasti dia akan merinding. Bagaimanapun ini adalah kitab suci Alquran yang senantiasa nanti bisa menjadi syafaat kita di yaumul kiamah. Aamiin yra,” jelas sang ustadz.

“Kalau fisik secara jasmani sudah sehat, secara rohani sudah sehat, tidak penyakit hati, jauh dari kata sombong, jauh dari kata iri, jauh dari kata dengki. InsyaAllah kita menjadi pribadi yang lebih baik,” tambah sang ustadz.

Makna hijrah menurut kanjeng Nabi adalah berpindah.

“Saat itu tradisi kaum jahiliyah yang ada di Mekah maupun di Madinah ketika bulan almuharom itu dilarang namanya berperang. Makanya namanya muharom yang diharamkan”, kata ustadz.

Dalam sejarah almuharom itu dilarang berperang, termasuk juga nanti di bulan Rajab. Jadi dalam satu kalender satu tahun hijriah itu dua bulan yang dilarang berperang. Dalam sejarah Islam itu di dalam bulan Al muharom dan Rajab.

Kemudian akhirnya ditetapkanlah bulan almuharom sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah yang berlandaskan hijrahnya kanjeng Nabi Muhammad Saw bersama para sahabatnya menuju Yasrin atau Madinah.

“Kenapa landasannya adalah hijriah atau hijrah. Kalau dibuka di dalam kamus bahasa Indonesia, maknanya tidak sekedar pindah dari satu orang atau kelompok suatu tempat ke tempat yang lain,” tambah ustadz.

Makna hijrah menurut kanjeng Nabi Muhammad Saw. Berpindah dari segala sesuatu yang tadinya mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT dan meninggalkannya.

Maka hijrah itu maknanya pindah dari suatu yang tidak baik menuju yang lebih baik.

“Maka dalam Islam itu disampaikan orang muslim itu yang tadinya ga mau sholat jadi mau sholat, yang tadinya ga mau bayar zakat jadi mau bayar zakat , yang tadinya ga mau belajar ngaji jadi ngaji, yang tadinya liburnya leha-leha santai-santai dipakai buat aktivitas kebaikan,” tegasnya.

Sesuai dengan quran surat Ali Imran yang memiliki makna berpegang teguh di jalan Allah SWT. Artinya ketika seseorang ingin berpindah dari golongan yang tidak baik menuju yang lebih baik tidak boleh sendiri. Harus mengajak orang lain.

Kalau kita mengajak orang lain pada sisi kebaikan insyaallah kita mendapatkan pahala kebaikan itu sendiri. Tanpa mengurangi pahala kebaikan yang dia dapatkan.

Maka dari itu ketika kita berhijrah dari yang tidak baik menuju yang baik, jangan sendirian, karena surga bukan milik sendiri.

Setelah menyampaikan tauziah, ustadz dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh jamaah yang bernama Neni Suryani asal Majalengka
“Bagaimana cara mengajak teman yang tidak baik atau nakal untuk jalan ke yang lurus agar tidak tersinggung atau marah, agar tidak kita tidak dicap sok suci,” katanya.

“Panduannya ada dalam Alquran telah ada pada diri Rasulullah Saw. Suri tauladan yang baik maka yang dilakukan yang pertama adalah contohkan. Bahwasannya ketika kita mengajak orang lainpun yang pertama adalah memberi contoh yang baik memberi teladan yang baik, baru kita mengajak,” jawab ustadz Fajar.

Selain pertanyaan dari jamaah yang dijawab oleh sang ustadz, ada beberapa pertanyaan dari ustadz.

Antara lain sambung ayat. Ustadz membacakan surat, lalu jamaah menjawabnya dan menyebutkan terdapat dalam surat apa jawaban tersebut.

Selain itu, berbagai pertanyaan yang ada kaitannya dengan tauziah sang ustadz.

Sesi inilah yang membuat para jamaah antusias. Karena, bagi yang menjawab pertanyaan dengan benar, masing-masing mendapatkan voucher dari Telin Hong Kong sebesar $100.

Menurut Jumiati, salah satu jamaah yang ikut dalam acara ini mengatakan tentang antusiasnya mengikuti kegiatan ini.

“Walaupun, saya ga dapat hadiah, tapi saya senang sekali, dapat siraman rohani dan mendapatkan banyak teman, ujar perempuan asal Jawa Timur ini.

Menurut ibu Tantri (Konsuler Ketenagakerjaan KJRI-HK) mengungkapkan bahwa satu hal yang mahal di dunia ini adalah kesempatan.

“Kalau kita tidak ada kesempatan untuk menunjukkan, kita tidak pernah tahu bahwa sesuatu itu baik, sesuatu itu menarik, sesuatu ternyata bisa membahagiakan orang lain. Jadi Ternyata momen ini juga untuk memberikan teman-teman kesempatan. Kita ga akan pernah tahu talenta-talenta, kreasi-kreasi yang luar biasa,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan doa oleh ustadz Fajar, dilanjutkan ramah tamah sambil menikmati hidangan khas Indonesia, bakwan goreng, tempe goreng dan kacang edamane. (esti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.