Tanjakan Sigar Bencah, Jalan Angker di Tengah Hutan Jati Semarang

Semarang, BI – Tersembunyi di antara lebatnya hutan jati di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, terdapat sebuah tanjakan yang sudah lama dikenal masyarakat sebagai lokasi penuh misteri.
Namanya Tanjakan Sigar Bencah. Meski hanya sebuah jalan penghubung antara Semarang atas dan bawah, tanjakan ini menyimpan banyak cerita horor yang membuat siapa pun bergidik ngeri.
Tanjakan Sigar Bencah memiliki sudut kemiringan mencapai 30 derajat. Bagi para pengendara, ini adalah salah satu jalur paling ekstrem di Semarang.
Jalurnya yang menanjak tajam sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer membelah kawasan hutan jati yang rimbun dan sepi. Ketika matahari mulai tenggelam, suasana menjadi semakin mencekam. Kabut tipis sering turun, dan suara hutan mulai terdengar jelas—semua menciptakan atmosfer horor yang alami.
Bukan hanya bentuk jalannya yang menguji nyali, tapi juga kisah-kisah yang berkembang dari mulut ke mulut. Banyak pengendara yang mengaku merasa seperti sedang diawasi oleh sesuatu yang tak kasat mata saat melewati jalur ini. Aura mistis yang menggelayut seolah menjadi bagian dari pengalaman melintasi Sigar Bencah.
Kecelakaan Tragis yang Sarat Misteri
Sigar Bencah tidak hanya menyeramkan karena cerita-cerita gaib, tapi juga karena seringnya terjadi kecelakaan tragis di lokasi ini. Salah satu peristiwa paling memilukan terjadi pada tahun 2021, ketika sebuah truk pengangkut air mengalami rem blong dan menabrak sejumlah kendaraan.
Empat orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, termasuk seorang bayi berusia tiga bulan. Tragedi ini menjadi pembicaraan luas dan memperkuat citra angker tanjakan ini.
Warga sekitar percaya, kecelakaan-kecelakaan tersebut tidak semata karena faktor teknis, melainkan juga karena gangguan makhluk halus yang mendiami kawasan hutan. Banyak yang mengaitkannya dengan keberadaan sosok gaib yang disebut-sebut sebagai penjaga tanjakan.
Mbah Jalak: Penunggu yang Disegani
Menurut kisah warga, di dekat tanjakan terdapat sebuah makam tua yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Mbah Jalak. Sosok ini dikenal dalam cerita masyarakat setempat sebagai penjaga gaib hutan Sigar Bencah.
Konon, Mbah Jalak memiliki postur tinggi besar dan bisa menjelma menjadi ular raksasa. Tidak sedikit yang percaya bahwa Mbah Jalak akan menunjukkan wujudnya kepada mereka yang tidak menghormati “aturan tak tertulis” saat melintasi kawasan tersebut.
Kehadiran Mbah Jalak sering dikaitkan dengan fenomena-fenomena aneh yang terjadi, mulai dari suara tangisan, penampakan, hingga kendaraan yang tiba-tiba mogok tanpa sebab logis.
Penampakan dan Kejadian Aneh
Cerita mistis lainnya datang dari para pengendara yang mengaku pernah melihat sosok wanita berbaju putih berdiri di pinggir jalan. Sosok ini kerap muncul secara tiba-tiba, lalu menghilang saat didekati. Ada juga kisah motor yang mendadak mogok padahal kondisi mesin baik-baik saja, atau suara tertawa kecil yang terdengar dari tengah hutan.
Bahkan tukang tambal ban dekat sana menceritakan bahwa ia sering merasa ditemani makhluk tak kasat mata saat bekerja malam-malam. Suara langkah kaki, aroma bunga menyengat, dan bayangan melintas menjadi hal yang sudah ia anggap biasa.
Karena angka kecelakaan yang tinggi dan cerita-cerita horor yang beredar, pemerintah setempat telah memasang beberapa papan peringatan di sepanjang jalur.
Salah satu imbauan unik yang tertulis di papan tersebut adalah ajakan untuk membaca shalawat Nabi saat melintas. Langkah ini dipercaya dapat melindungi para pengendara dari gangguan makhluk halus.
Selain itu, jalur penyelamat juga mulai dibangun untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat kendaraan gagal menanjak atau rem blong saat menurun.
Antara Fakta dan Mitos
Tanjakan Sigar Bencah bukan sekadar jalur ekstrem. Ia adalah ruang antara dunia nyata dan tak kasat mata yang bercampur jadi satu.
Apakah kejadian-kejadian aneh itu benar adanya, atau hanya mitos yang diwariskan turun-temurun—semuanya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga hari ini.
Namun satu hal pasti: bagi siapa pun yang melintasinya, berhati-hatilah, jaga ucapan, dan jangan pernah lupa berdoa. [“]



