LifestyleWanita

Hidup Hemat Ala Ibu Rumah Tangga Jepang

Jakarta, BI [10/09] – Jepang dikenal dunia sebagai salah satu negara dengan biaya hidup yang tinggi. Meski begitu, mereka terbiasa hidup sederhana dan minimalis.

Para ibu rumah tangga di Jepang terbiasa berhati-hati dalam mengatur keuangan keluarga agar tidak terhimpit masalah keuangan di tengah biaya hidup yang tinggi.

Simak selengkapnya cara mereka mengatur keuangan berikut ini:

  1. Rajin memperbarui anggaran bulanan

Salah satu kebiasaan para ibu di Jepang yang bisa kita contoh adalah terbiasa membuat anggaran bulanan secara rutin.

Catatan anggaran ala ibu-ibu Jepang ini dikenal dengan istilah kakeibo.

Para ibu di Jepang memulainya dengan mencatat pengeluaran rutin, seperti biaya sewa tempat tinggal dan uang cicilan rumah.

Selain itu, mereka juga mengalokasikan dana tabungan yang tetap sedari awal.

Nah, selisih pendapatan total dengan pengeluaran rutin dan dana tabungan akan dialokasikan untuk pengeluaran kategorial.

Pengeluaran kategorial yang dimaksud adalah kebutuhan primer (makanan, minuman, transportasi, dan obat-obatan), kebutuhan sekunder (seperti belanja), kebutuhan tersier (misalnya nonton di bioskop), dan biaya tak terduga (seperti perbaikan rumah).

Kemudian, uang untuk masing-masing pengeluaran tersebut dimasukkan ke dalam amplop secara terpisah.

Dengan begitu, mereka tidak akan mengambil uang dari amplop yang bukan peruntukannya.

Apabila uang di dalam salah satu amplop sudah hampir habis, mereka akan mencari cara untuk menghemat pengeluaran.

Jika ada uang tersisa dalam amplop, mereka akan mengalokasikan sisa dana tersebut untuk tabungan tambahan di akhir bulan.

Metode hemat Kakeibo tersebut terbukti ampuh menjaga kesehatan keuangan keluarga di Jepang. Jadi, jangan ragu untuk mengikuti metode ini.

  1. Rajin membuat daftar belanja

Selain rutin membuat anggaran bulanan, para ibu rumah tangga di Jepang juga rajin membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko.

Sehingga saat tiba di toko, mereka tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan apa yang mau dibeli.

Mereka langsung mengambil troli belanja, lalu berjalan ke rak barang sesuai dengan daftar belanja yang telah dibuat. Setelah semuanya terkumpul, mereka langsung pergi membayar ke kasir.

Dengan cara ini, mereka tidak akan tergoda untuk membeli barang yang tidak sesuai rencana belanja, meskipun sedang ada diskon atau promo menarik. 

  1. Tidak malas membandingkan harga

Para ibu rumah tangga di Jepang juga termasuk teliti dalam mencari harga terbaik.

Jika value yang diberikan setara atau lebih baik, mereka tidak segan mengalihkan pandangan ke merk lain yang harganya lebih rendah. Salah satu fokus utama ibu-ibu Jepang adalah pengeluaran untuk makanan. Pasalnya, makanan menghabiskan cukup banyak uang sehingga akan sangat terasa efeknya jika bisa dihemat.

Oleh sebab itu, biasanya mereka akan sangat teliti memeriksa harga bahan makanan dalam daftar belanja mereka.

Mereka akan terlebih dahulu mengelompokkan bahan makanan berdasarkan jenis nutrisinya. Misalnya, mereka buat kelompok seperti karbohidrat, daging dan ikan, telur dan susu, sayuran, serta buah.

Setelah itu, mereka akan memilih produk berkualitas dengan harga terendah untuk masing-masing kelompok makanan tersebut.

  1. Memilih untuk masak sendiri

Para ibu di Jepang juga pada umumnya akan memilih untuk memasak sendiri. Mereka akan membuat bekal makanan berupa nasi beserta lauk-pauk yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di mana saja atau biasa dikenal dengan istilah bento.

Rupanya, bento buatan ibu sangat digemari di Jepang dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi para ibu jika bisa menyiapkan bento bagi suaminya yang bekerja dan anak-anaknya yang sekolah.

Selain itu, ibu-ibu Jepang lebih memilih menyiapkan botol minuman bagi anggota keluarganya daripada mengalokasikan dana untuk membeli minum di luar.

Daripada membeli minuman dari minimarket atau vending machine, mereka akan menyiapkan botol-botol dengan karakter animasi yang lucu-lucu untuk anak-anak mereka. Selain hemat, anak-anak pun bisa terhindar dari bahaya minuman berkadar gula tinggi.

  1. Menghargai uang kembalian 

Setiap uang kembalian dari berbelanja tetaplah berharga di mata ibu-ibu Jepang. Uang kembalian dari belanja tidak serta merta mereka letakkan sembarang untuk kemudian tercecer dan tidak sengaja terpakai.

Mereka sudah terbiasa memasukkan uang koin sisa uang belanja ke dalam celengan atau wadah khusus untuk uang recehan hingga suatu saat terkumpul banyak dan bisa digunakan untuk dana tambahan. (*)

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Most Voted
Newest Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.