Warga Jabar Diminta Waspadai Virus Hanta Dari Tikus

Pangandaran, BI [17/09] – Dokter di RSUD Pandega Pangandaran mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman virus Hanta. Virus ini merupakan penyakit zoonosis yang menular melalui hewan pengerat, khususnya tikus.
Di Indonesia, kasus yang sering ditemukan adalah Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS).
Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD Pandega Pangandaran, dr Liza Octa Ferostina menjelaskan, virus Hanta dapat memicu dua penyakit serius. Salah satunya berdampak pada organ ginjal.
“Hal ini sudah dilaporkan beberapa kasus di empat provinsi, yakni Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Semuanya berhasil sembuh,” ujar Liza dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (16/9).
Selain HFRS, Hanta juga dapat menyebabkan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) yang menyerang paru-paru serta sistem pernapasan. Namun, menurut Liza, hingga saat ini belum ada bukti kuat HPS terjadi di Indonesia.
“Tapi, belum banyak bukti bahwa HPS terjadi di Indonesia,” katanya.

Cara Penularan dan Gejala
Penularan umumnya terjadi ketika seseorang menghirup udara atau debu yang sudah terkontaminasi kotoran, urin, maupun air liur tikus.
Kontak langsung dengan tikus atau hewan pengerat lain juga berisiko menularkan penyakit.
“Waspada kontak langsung dengan tikus atau hewan pengerat lainnya. Termasuk terjadi gigitan tikus,” jelas Liza.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, sesak napas, mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Untuk HFRS, penderita bisa mengalami penurunan jumlah urine, jaundice, hingga masalah pada fungsi ginjal.
Liza mengingatkan masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika sebelumnya memiliki riwayat kontak dengan lingkungan yang berpotensi terpapar tikus.
Untuk pencegahan, masyarakat diminta menjaga kebersihan rumah, kelola sampah dengan baik dan jaga kebersihan area yang jarang disentuh seperti loteng atau gudang. [BI]



