Legenda Dewi Sri dan Dewi Sri Sedana, Lambang Kesuburan Pertanian

Legenda Dewi Sri adalah salah satu cerita mitologi paling terkenal di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Bali, mengenai dewi padi dan kesuburan.
Menurut legenda, Dewi Sri adalah putri dari dewa yang bernama Batara Guru, yang dalam beberapa versi dikenal sebagai Dewa Wisnu atau Dewa Siwa. Dewi Sri dikenal sebagai Dewi Padi dan kesuburan, yang berperan penting dalam pertanian dan kehidupan agraris masyarakat.
Dewi Sri tinggal di kahyangan langit, tempat para dewa-dewa. Dia terkenal karena kecantikannya yang luar biasa dan sifatnya yang lemah lembut. Banyak dewa yang jatuh cinta padanya, tetapi Dewi Sri tetap rendah hati dan penuh kasih sayang terhadap manusia di bumi.
Ada berbagai versi mengenai alasan Dewi Sri turun ke bumi. Salah satu versi menyebutkan bahwa Batara Guru mengutus Dewi Sri untuk turun ke bumi guna mengajari manusia cara bercocok tanam dan mengurus padi.
Dewi Sri kemudian turun ke bumi dan mengajarkan teknik bertani kepada manusia, membawa keberkahan dan kesuburan tanah yang dia kunjungi.
Dalam beberapa versi legenda, diceritakan bahwa Dewi Sri mengalami kematian dan tubuhnya berubah menjadi tanaman-tanaman yang penting bagi kehidupan manusia.
Padi, sebagai makanan pokok utama, dianggap sebagai perwujudan dari tubuh Dewi Sri. Dari darahnya tumbuh tanaman padi, dari rambutnya tumbuh berbagai tanaman umbi-umbian, dan dari bagian tubuh lainnya tumbuh sayur-mayur dan rempah-rempah.
Di Jawa dan Bali, ada berbagai upacara yang dilakukan untuk menghormati Dewi Sri, seperti upacara sedekah bumi, yang merupakan ungkapan syukur atas hasil panen yang diberikan oleh Dewi Sri.
Upacara ini melibatkan berbagai persembahan seperti nasi tumpeng, hasil panen, dan doa-doa yang ditujukan kepada Dewi Sri untuk memohon berkah dan kelimpahan.
Dewi Sri juga dianggap sebagai simbol kesatuan dan harmonisasi antara manusia dan alam. Dia mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Legenda Dewi Sri tidak hanya hidup dalam cerita rakyat tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek seni dan budaya di Indonesia, seperti seni tari dan drama, patung dan lukisan, juga lagu dan musik.
Legenda Dewi Sri adalah bagian dari budaya dan tradisi agraris Indonesia, yang mengajarkan nilai-nilai kesuburan, penghormatan terhadap alam, dan pentingnya pertanian bagi kehidupan manusia.

Sri Sedana, Mitos Yang Berkaitan Dengan Dewi Sri
Salah satu cerita mitos yang dihubungkan dengan Dewi Sri dalam masyarakat Jawa Tengah adalah cerita Sri Sedana. Sedana berasal dari bahasa Sanskerta, Sadhana yang merupakan nama lain dari Wisnu.
Dalam cerita Sri Sedana, Dewi Sri sang istri Batara Wisnu mendapat tugas untuk mengajarkan kepada manusia cara bercocok tanam. Ia turun ke Bumi menjadi putri raja Medang Kamulan dengan nama Sri dan mempunyai saudara laki-laki bernama Sedana.
Sedana diusir dari istana dan dikutuk menjadi ular karena menolak untuk menikah. Sri sangat sedih dan pergi dari istana untuk mencari saudaranya. Dalam perjalanannya, Sri diganggu oleh raksasa yang bernama Kala Srenggi (Kala Gumarang) yang kemudian dikutuk oleh Sri menjadi babi hutan.
Kala Srenggi masih terus mengejar Sri meskipun telah berbentuk babi hutan, sehingga Sri meminta pertolongan kepada Batara Guru. Batara Guru kemudian mencabut nyawa Sri dan tubuhnya masuk ke dalam tanah. Di tempat menghilangnya tubuh Sri tersebut, tumbuh tanaman padi.
Kala Srenggi si babi hutan tahu bahwa padi adalah tubuh Sri, maka ia selalu merusaknya. Sebagai saudara, Sedana dalam wujud ular selalu melindungi padi dengan membunuh babi hutan yang mengganggu tanaman padi. [BI]

