Taiwan Tingkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja Asing

TAIPEI, BI [07/10] – Taiwan meningkatkan dukungan bagi pekerja asing yang jumlahnya terus bertambah melalui program perumahan, bahasa, dan kesejahteraan.
Populasi lansia di negara ini telah meningkatkan ketergantungan pada tenaga kerja internasional sejak tahun 1990-an. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, lebih dari 800.000 pekerja asing kini mencapai 7% dari total tenaga kerja Taiwan, dua kali lipat proporsi di Jepang.
Banyak dari mereka berasal dari Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand untuk mengisi lowongan di bidang perawatan lansia dan manufaktur. Lebih dari 80% pekerja asing di Taipei bekerja di bidang layanan sosial seperti perawatan lansia.
Kelompok-kelompok seperti Asosiasi Pekerja Internasional Taiwan, yang didirikan pada tahun 1999, telah membantu pekerja asing menghadapi eksploitasi dan diskriminasi.
Yvonne, seorang pengasuh asal Filipina, mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa ia hanya diizinkan dua menit untuk ke kamar mandi sebelum TIWA membantunya berganti majikan.
Maggie, pekerja Filipina lainnya, mengatakan seorang pria lanjut usia yang ia rawat berulang kali masuk ke kamarnya di malam hari. Ia meninggalkan rumah dan mencari pekerjaan baru berkat bantuan TIWA.
Pemerintah daerah juga memperluas perlindungan dan program komunitas. Taoyuan, rumah bagi hampir 130.000 pekerja asing, membuka pusat dukungan pertama di Taiwan untuk ibu hamil dan ibu baru pada tahun 2021.
Kementerian Tenaga Kerja (MOL) mengoperasikan hotline multibahasa 24 jam untuk konsultasi hukum dan memeriksa tempat kerja dalam waktu tiga bulan setelah pekerja tiba. Para pejabat mengatakan pemerintah berencana untuk meningkatkan subsidi yang memungkinkan pengasuh untuk mengambil cuti, dengan anggaran yang ditetapkan untuk tumbuh 30% tahun ini dan kembali meningkat pada tahun 2026.
Pada bulan Mei, para pengasuh Indonesia berunjuk rasa di luar MOL di Taipei untuk menuntut penghapusan batas waktu kerja 12 tahun di Taiwan dan penghapusan agen perantara swasta.
Kementerian Tenaga Kerja (MOL) mengatakan sedang meningkatkan Pusat Layanan Perekrutan Langsung (Direct Hiring Service Center) untuk menghubungkan pekerja migran secara langsung dengan pemberi kerja dan meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan. [BI]



