Tausiah

Teguran Musibah Beruntun

Oleh : Ustad Muhaemin Karim

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali musibah yang melanda negeri kita. Dari banjir bandang, amukan angin topan, tanah longsor, kebakaran, hingga gempa bumi dan jebolnya tanggul-tanggul penahan air. Alam seolah begitu murka dengan keserakahan umat manusia yang dengan rakus mengeksploitasinya tanpa henti. 

Setidaknya, dari beberapa peristiwa ini kita dapat memetik hikmah mengapa musibah selalu saja menimpa?.

Dalam pandangan Al-Qur’an, aneka musibah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Takdir yang telah digariskan oleh-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 51:”Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.”

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan oleh-Nya. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.

Di balik setiap takdir musibah, pasti terdapat banyak hikmah dan makna yang tersembunyi, termasuk dalam beberapa musibah yang melanda negara kita tercinta. Bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah namun masih hidup, setidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka. Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung karena masih sempat ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang selamat masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kualitas ketakwaan, keimanan dan kehidupannya. Mereka masih sempat meminta ampunan atas segala kesalahan serta berbuat kebajikan sepanjang sisa hidupnya untuk menghapuskan dosa.

Bencana menjadi teguran bagi yang selamat, demikian pula bagi yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa, berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup, berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada yang kelaparan, memberi pakaian kepada yang telanjang dan memfasilitasi yang kehilangan tempat tinggal.

Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang Muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya. (HR Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:”Hak seorang Muslim atas seorang Muslim yang lain ada enam. Di antara para sahabat ada yang bertanya: Apa saja ya Rasululllah? Beliau menjawab: Bila kamu berjumpa dengannya ucapkan salam, jika ia mengundangmu penuhilah, jika ia meminta nasihat kepadamu nasihatilah, jika ia bersin dan memuji Allah hendaknya kamu mendoakannya, dan jika ia sakit jenguklah, dan jika ia mati antarkanlah jenazahnya.”(HR Muslim)

Bencana adalah juga sebuah teguran dari Allah kepada orang-orang beriman, namun lalai menjalankan perintah-Nya. Peringatan ini sudah seringkali tampak melalui beberapa peristiwa serupa yang seringkali melanda negeri ini. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap dan perbuatan. Padahal beberapa musibah yang terjadi adalah akibat dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa. Jika alam di negeri ini rusak, siapakah yang melakukan? ..

Tentu adalah kita sendiri. Bukan negara lain, karena takkan ada negeri lain dapat merusak negara kita kecuali kita sendiri yang mengizinkan mereka. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41:”Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”

Adapun bagi kita semua, rentetan musibah yang terjadi hendaklah menjadi tadzkirah (pengingat) bahwa bencana memilukan tersebut dapat terjadi di tempat kita jika Allah menghendaki. Seharusnyalah bagi kita untuk selalu berdoa, bertaqarrub, dan beristighfar semoga Dia selalu menganugerahkan keselamatan dan ampunan bagi kita semua. Dan jika demikian, maka Allah memberi peringatan kepada kita supaya kembali ke jalan yang benar.

Perbuatan manusialah yang selama ini banyak merusak ekosistem dan lingkungan. Manusia yang serakah, selalu mengeksploitasi alam dan banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Peringatan dari Allah yang berupa bencana menunjukkan bahwa Allah masih sayang kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki mereka untuk kembali ke jalan yang diridhai-Nya. Karena, kerusakan alam selalu mengakibatkan kerugian bagi warga di sekelilingnya, terutama rakyat kecil.

Karenanya, siapa yang lebih kuat, harus melindungi yang lemah. Siapa yang berkelonggaran, harus menolong yang sedang dalam kesusahan dan siapa yang selamat, harus bersedia menolong kepada saudaranya yang terkena musibah. Mestinya, kita takut jika tidak menolong, padahal mampu, harusnya malu kepada Allah, jika tidak membantu saudara yang sedang kesusahan, padahal kita sedang banyak memiliki kelonggaran. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda?:”Tidaklah termasuk golongan kami, mereka yang tidak peduli dengan persoalan-persoalan umat Islam.”

Dengan demikian, maka persatuan dan kesatuan umat Islam akan semakin kokoh selepas berlalunya bencana, jika kita dapat menyadari bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang tampak mengerikan. Bencana merupakan ujian bagi umat Islam, sudahkah mereka menjadi seperti penggambaran Rasulullah SAW:”Orang Islam yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.”

Marilah kita mendoakan semoga saudara kita yang telah dipanggil oleh Allah dalam bencana di negeri kita dan juga di Hong Kong ini, meninggal dalam keadaan syahid dan husnul khatimah. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi mati kejatuhan reruntuhan, tenggelam, terbakar, melahirkan, mati dalam merasakan sakit perut adalah masuk dalam kategori mati syahid, selama mereka mengalami naza’ (sakaratul maut) dengan tetap teguh memegang keimanan kepada Allah SWT. Amin.**

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Most Voted
Newest Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.