BI – Zaman memang sudah edan. Asmara terlarang pun kian marak, tanpa mengenal status dan usia. Itu pula yang terjadi pada Sephia dan Donwori -bukan nama sebenarnya- yang sebenarnya berstatus mertua dengan menantu. Sephia adalah ibu kandung Karin -juga bukan nama sebenarnya- yang bersuamikan Donwori. Karin paham benar bahwa ibunya punya penampilan yang sangat menggoda. Sephia yang sudah berusia 53 tahun masih tampak ayu dan berbodi aduhai.
Sephia juga bergaya layaknya Mahmud Abas yang tak lain akronim dari mama muda anak baru satu. Pokoknya Sephia masih sangat menarik bagi lawan jenisnya. Namun, Karin tak pernah menyadari bahwa ibunya menjadi duri dalam rumah tangganya. Karin meyakini suaminya tak akan tergoda Sephia.
Namun, prasangka baik Karin ternyata salah. Dia melihat sendiri bagaimana ibunya dan Donwori tengah asyik masyuk.
Karin menceritakan kisah rumah tangganya di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama Kelas I A Sudabaya, belum lama ini. Ceritanya begini. Suatu ketika Donwori mengantar Sephia berangkat kerja. Di usia yang tak muda lagi, Sephia masih bekerja dengan menjalankan usaha salon.
Karin sempat kaget karena selama dua tahun menikah, baru kali ini dia melihat Donwori begitu perhatian ke mertua. Donwori beralasan merasa kasihan jika Sephia berangkat sendiri.
Sebenarnya salon itu dikelola bersama oleh Karin dan Sephia. Namun, untuk sementara Karin vakum karena kondisi kandungannya yang lemah. Karin pun tak curiga ketika Donwori mengantar Sephia. “Sepulang ngantor nanti aku antar mama menyetok obat rambut, jare (katanya, red) mama kehabisan,” kata Karin menirukan omongan Donwori. Karin lantas masak untuk mengisi waktu luang sembari menunggu Donwori dan Sephia pulang. Harapannya adalah bisa makan bareng. Namun yang ditunggu tak kunjung datang. Upaya Karin menelepon Donwori maupun Sephia tak memperoleh respons. Karena khawatir, Karin memilih menunggu di depan tivi. Namun, sampai Karin ketiduran ternyata Donwori dan Sephia tak kelihatan.
Pada tengah malam Karin terbangun. Ia sempat bertanya-tanya apakah suami dan ibunya masih belum pulang. Karin pun melihat ke garasi. Ternyata kendaraan yang dipakai Donwori untuk mengantar Sephia sudah terparkir.
Oleh karena itu Karin merasa lega. “Oalah, sudah pulang, sengaja enggak bangunin aku biar gak ganggu paling ya,” pikirnya saat itu. Selanjutnya Karin bergegas ke kamar. Namun, langkah Karin terhenti saat melewati depan kamar ibunya. Melalui sela-sela pintu yang sedikit terbuka, Karin melihat pemandangan saru. Kala itu Sephia tengah bersandar manja di bahu Donwori. Hati Karin langsung berkecamuk. Ia tak terima melihat Donwori masuk ke kamar Sephia pada tengah malam dan bermesra-mesraan.
Karin yang kala itu terbakar emosi langsung meneriaki Donwori dan Sephia. Saat itu Donwori hanya bisa diam karena tertangkap basah. Namun, Sephia justru bereaksi lebih lantang. Dia menuding Karin tidak sopan karena masuk ke kamarnya tanpa izin. Sephia juga membela diri sendiri dan Donwori. Menurut Sephia, Donwori jatuh ke pelukannya juga karena Karin.
“Suamimu itu butuh kasih sayang, sik enom sik sehat (masih muda dan sehat, red). Lha kon (kamu, red) kandungane lemah,” kata Karin menirukan ucapan Sephia.
Sephia tak berhenti di situ. “Mama juga sudah lama ditinggal ayah mati, mama ya kesepian,” sambung Karin lagi-lagi menirukan omongan ibunya.
Kata-kata itu membuat Karin seperti tersambar petir. Satu hal yang tak pernah dia sangka. Akhirnya Karin memilih mengalah. Dia tak mungkin membiarkan hal itu.
Karin memutuskan meninggalkan ibunya sendiri dan Donwori. Cerai pun menjadi solusi. “Cerai ini aku nunggu anak lahir dulu. Gak kuat pasti aku kalau hamil-hamil ke pengadilan, betapa stresnya,” pungkasnya.(Radar Surabaya).