Daerah

ODP Covid-19 di Blitar Bakar Diri dengan Minum dan Mandi Bensin

ODP asal Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok Blitar ini dengan alasan takut menulari corona

Blitar, BI — Orang Dalam Pemantauan (ODP) asal Nglegok Kabupaten Blitar  meninggal akibat luka bakar yang parah karena almarhum membakar diri setelah meminum dan menyiram  bensin tubuhnya.

Krisna Yekti, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan #VirusCorona Kabupaten Blitar membenarkan ODP seorang pria (32) warga Jiwut Nglegok Blitar pada Kamis 23 April 2020 sekitar jam 10 pagi meninggal dunia di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Ia mengatakan pada Sabtu 18 April 2020 lalu pasien berupaya mengakhiri hidupnya setelah sempat dirawat di rumah sakit di Kediri. Lalu pasien tersebut meminum & menyiram bensin ke tubuhnya yang akhirnya menjadi sebab luka bakarnya hingga 70 persen.

Selanjutnya, pasien selama beberapa hari dirawat di rumah sakit swasta di Kota Blitar. Karena keluarga mengaku kesulitan biaya, akhirnya pada Kamis 23 April 2020 sekitar jam 9.50 pagi pasien dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Namun ternyata nyawa pasien tidak berhasil diselamatkan.

Krisna menambahkan karena pasien memikiki riwayat dari daerah terpapar & status Orang Dalam Pemantauan atau ODP, maka penguburan jenazah korban tetap menggunakan protap Corona yang  dilakukan oleh petugas medis rumah sakit.

Endah Woro Utami, Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mengatakan pasien ini masuk IGD Rumah Sakit  Ngudi Waluyo sudah dalam kondisi yang buruk serta tak sadarkan diri dengan luka bakar luas serta parah.

Pihak RSUD Ngudi Waluyo juga mengakui jika belum sempat melakukan rapid test karena petugas medis fokus dan berupaya maksimal untuk menolong pernafasan pasien yang memang melemah.

 

Cerita Kepala Desa Jiwut, Nglegok Terkait Almarhum ODP

Sebelum meninggal dunia, lelaki 37 tahun yang baru sekitar tujuh hari mudik dari Kalimantan, sempat mencoba mengakhiri hidup.

Kepala Desa Jiwut, Yanuar, meceritakan, korban sempat menenggak bensin, dimana sisanya dia siramkan ke sekujur tubuh, lalu disulutnya sendiri. Dalam kondisi terbakar, korban sempat berteriak jika dirinya tidak mati maka Corona akan menyebar kemana- mana.

“Teriakan itu (Jika tidak mati Corona menyebar kemana-mana) disaksikan tetangga sekitarnya,” kata Yanuar, dikutip dari SINDOnews.com.

Korban yang aslinya dari Kediri, tiba di Desa Jiwut pada 17 April 2020. Sehari baru datang, pria tadi yang harusnya menjalani karantina mandiri, langsung bersilaturahmi ke rumah orang tuanya di Kediri.

“Saat datang pihak desa (Jiwut) langsung mendatanya sebagaiOrang dalam Pemantauan (ODP) dan diminta karantina mandiri. Tapi yang bersangkutan langsung ke Kediri,” kata Yanuar.

Entah apa yang terjadi, setiba dari Kediri, Sabtu (18/4/2020), korban tiba-tiba melakukan upaya bunuh diri.

Terkait teriakan korban saat membakar diri, Yanuar tidak tahu pasti, apakah ketika masih di Kalimantan yang bersangkutan menjalani pemeriksaan medis terkait Corona dan hasil yang ada menjadi penyebabnya. “Apakah saat dites positif atau gimana sehingga ketakutan, kami tidak tahu pasti,” kata Yanuar.

Sepengetahuan Yanuar, korban yang informasinya tidak akan kembali ke Kalimantan itu secara kejiwaan juga sehat. Sebelumnya tidak ada hal hal yang ganjil yang menyebabkan bersangkutan nekat bunuh diri dan meneriakkkan Corona.

“Sepengetahuan kami, selama ini yang bersangkutan juga sehat,” jelas Yanuar.

Pada Sabtu (18/4/2020) korban dilarikan ke rumah sakit swasta di Kota Blitar dengan mengalami luka bakar 70%. Dia dirawat sampai Rabu (22/4/2020).

Saat menjalani perawatan, fokus petugas medis tertuju pada luka bakar yang diderita korban.

“Petugas medis tidak tahu kalau yang bersangkutan baru datang dari Kalimantan,” jelas Yanuar.

Karena merasa tidak mampu menanggung biaya pengobatan, korban yang setelah mendapatkan surat keterangan tidak mampu dari desa, Kamis (23/4/2020) langsung dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar.

Belum lama menjalani perawatan sekitar pukul 10.00 WIB korban meninggal dunia. Karena alasan berstatus ODP dari Kalimantan, menurut Yanuar pihak rumah sakit, kemudian menerapkan protokoler pemakaman Covid-19.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.