Jepang Laporkan Kematian Hepatitis Akut
Tokyo, BI – Otoritas kesehatan Jepang mengkonfirmasi kematian pertama di negara itu akibat hepatitis akut yang tidak dapat dijelaskan.
Institut Nasional Penyakit Menular melaporkan kematian tersebut, tetapi tidak mengungkapkan waktu kematian atau usia korban. Penyakit tersebut telah menyerang 162 orang di Jepang pada 17 Maret, dengan tiga di antaranya menjalani transplantasi hati.
Jepang juga telah memnbentuk tim ahli untuk menentukan gejala yang dikembangkan oleh pasien yang meninggal dan penyebab kasusnya.
Gejala pasien hepatitis banyak mengalami gejala bersifat pencernaan, termasuk demam, sakit perut, diare dan muntah, menurut NHK.
Para pasien yang terkena dampak di Jepang berusia antara 16 bulan hingga sembilan tahun dua bulan, rata-rata empat tahun enam bulan, kata NHK. Pihak berwenang tidak mengungkapkan informasi apa pun tentang korban yang meninggal.
Sejak April 2022, lebih dari 1.000 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya telah dilaporkan di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa pasien memerlukan transplantasi hati, dan beberapa dilaporkan meninggal, menurut NHK.
Penyebab penyakitnya masih belum diketahui, dan otoritas kesehatan sedang menyelidiki untuk menentukan sumbernya. Pasien yang terkena tidak memiliki paparan umum terhadap makanan atau minuman, yang menyulitkan pihak berwenang untuk menentukan penyebabnya.
Karena penyebab penyakit masih belum diketahui, tindakan pencegahan telah diambil untuk mengendalikan penyebaran penyakit. Otoritas kesehatan telah menyarankan masyarakat untuk mempraktikkan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan bersih dan menghindari kontak dengan orang lain yang sakit.
Selain itu, para ahli medis menganjurkan agar siapa pun yang mengalami gejala hepatitis akut segera mencari pertolongan medis. Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi serius, termasuk gagal hati.[bi]