Polisi Maritim HK Di Kerahkan Untuk Menjaga Keamanan Paus
Hong Kong, BI – Pakar hewan di Hong Kong percaya bahwa paus yang terluka di lepas pantai Sai Kung telah sembuh, meski demikian pihaknya meminta pihak berwenang untuk membuat zona konservasi sementara untuk menjauhkan manusia dan perahu dari mamalia tersebut.
Sejak paus Bryde pertama kali terlihat pada 13 Juli di Sai Kung, ia telah tinggal di daerah tersebut dan menarik orang-orang untuk menyaksikan makhluk agung itu dengan melakukan pengejaran selama akhir pekan lalu.
Kepala Sekretaris Eric Chan Kwok-ki mengatakan dia telah memerintahkan polisi maritim dan departemen terkait untuk meningkatkan pemeriksaan di perairan dan dermaga.
Kompas Chan Tsz-nam, petugas ilmiah dari Ocean Park Conservation Foundation, mengatakan dia telah melihat dua luka yang diduga baling-baling perahu di punggung paus, memperkirakan bahwa luka tersebut sudah berumur dua minggu.
Dia menambahkan bahwa mereka akan berdiskusi dengan dokter hewan dan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi tentang langkah selanjutnya jika ditemukan luka baru.
Kurator umum operasi zoologi dan konservasi di Ocean Park, Philip Wong Wing-hong, mengatakan paus saat ini dalam kondisi stabil, sebab hewan yang sakit biasanya akan berhenti makan dan diam untuk beristirahat, tetapi paus tersebut terlihat berenang bebas dan makan.
“Orang yang berencana mengejar paus harus berhenti,” desak Wong. “Paus itu terluka dan perlu waktu untuk pulih. Jika ada lima hingga enam perahu di sekitarnya akan membahayakan orang juga ketika paus itu menggerakkan tubuhnya dan menabrak perahu.”
Ketua Lembaga Konservasi Lumba-Lumba Hong Kong Taison Chang Ka-tai mengatakan, luka paus kemungkinan besar disebabkan oleh baling-baling kapal atau alat tangkap seperti jaring.
“Sulit untuk menentukan mengapa paus itu memasuki perairan setempat, tetapi ia telah tinggal di sini dalam waktu yang relatif lama,” katanya. “Pihak berwenang harus menyelidiki apakah mungkin untuk membuat cadangan sementara atau jika ada kebutuhan untuk mengurangi kecepatan kapal sementara.
“Kita bisa menggambar peta di mana paus telah aktif baru-baru ini, lalu menyelidiki apakah area tersebut menyentuh fairways utama. Jika ya, kurangi kecepatan perahu yang melintasi rute tersebut.”
Chang mengatakan menurut pedoman mengamati paus, seharusnya hanya ada satu kapal dalam jarak 500 meter dari seekor paus. Dan tidak boleh ada kapal yang mendekati paus dalam jarak 100 meter, katanya, seraya menambahkan bahwa mesin harus dimatikan jika hal itu terjadi.
Chang juga mengatakan jika kapal yang mengejar paus akhir-akhir ini sebagian besar adalah speedboat yang bergerak cepat dan sering berubah arah yang bisa menimbulkan suara keras dibawah air hingga menggamggu ketenangan paus sekaligus membahayakannya jika terbarak perahu.[BI]