Sebanyak 10.055 Sampel Makanan Impor Dari Jepang Di Uji
Hong Kong, BI [24/10] – Direktur Kebersihan Pangan dan Lingkungan telah mengeluarkan Perintah Keamanan Pangan yang melarang impor dan penyediaan produk akuatik, garam laut, dan rumput laut yang berasal dari sepuluh kota metropolitan/prefektur di Jepang. Terutama dari Tokyo, Fukushima, Ibaraki, Miyagi, Chiba, Gunma, Tochigi, Niigata, Nagano, dan Saitama.
Untuk produk akuatik Jepang lainnya, garam laut, dan rumput laut yang tidak tercakup dalam larangan impor, Pusat Keamanan Pangan (CFS) dari Departemen Kebersihan Pangan dan Lingkungan akan melakukan uji radiologi yang ketat. Pengujian ini akan memastikan bahwa tingkat radiasi produk tersebut mematuhi batas pedoman sebelum dapat dipasok ke pasar.
Mengingat sifat pembuangan air yang terkontaminasi nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya selama 30 tahun, Pemerintah Hong Kong melakukan pemantauan produk aquatik terlarang secara ketat dan meningkatkan pengaturan pengujiannya. Jika ditemukan kejanggalan, terdapat kemungkinan untuk semakin memperketat cakupan larangan impor.
CFS telah melakukan tes radiologi ekstensif terhadap 316 sampel makanan yang diimpor dari Jepang antara tanggal 20 Oktober dan 24 Oktober. Sampel ini termasuk dalam kategori “produk akuatik dan produk terkait, rumput laut, dan garam laut”.
Yang menggembirakan, tidak ada sampel yang ditemukan melebihi batas keamanan. Informasi rinci mengenai pengujian ini dapat ditemukan di situs web tematik CFS yang berjudul “Tindakan Pengendalian terhadap Makanan yang Diimpor dari Jepang.”
Selain itu, Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD) juga melakukan uji radiologi terhadap 50 sampel makanan laut hasil tangkapan lokal, yang semuanya lolos uji tersebut. Situs web AFCD menyediakan informasi lebih lanjut mengenai hasil tes ini.
Selain langkah-langkah keamanan pangan, Observatorium Hong Kong (HKO) telah memperkuat pemantauan lingkungan di perairan setempat. Hingga saat ini, tidak ada anomali yang terdeteksi. Terhitung sejak 24 Agustus, CFS dan AFCD telah melakukan pengujian radiologi ekstensif terhadap 10.055 sampel makanan yang diimpor dari Jepang. [BI]