Pelaku Pemerkosa Gadis Hingga Depresi dan Bunuhdiri Dihukum 7 Tahun
Hong Kong, BI [28/11] – Kasus seorang pria dingin berusia 40 tahun yang telah mempemerkosa gadis berusia 13 tahun yang kemudian bunuhdiri di Tuen Mun akhirnya menemui titik terang.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sidik jari Kepolisian Hong Kong berhasil mengidentifikasi pelaku, yang berujung pada pengakuan pelaku baru-baru ini dan dijatuhi hukuman 7 tahun penjara.
Terdakwa, Wong Chun-Chuen, seorang koki berusia 60 tahun pada saat penangkapannya, mengakui kejahatan keji yang terjadi pada tanggal 20 Januari 1983, di sebuah unit di San Fat Estate di Tuen Mun yang sekarang telah dibongkar.
Selain itu, ia menghadapi dakwaan tambahan perampokan karena mencuri HK$100 dari korban. Namun, setelah menyangkal dakwaan perampokan, jaksa menariknya, dan pengadilan menyetujuinya, dengan fokus hanya pada dakwaan pemerkosaan.
Pengakuan Wong Chun-Chuen mengakhiri kasus yang menghantui keluarga korban selama empat dekade. Jaksa mengungkapkan bahwa terdakwa memiliki catatan kriminal yang terdiri dari enam hukuman, termasuk sembilan dakwaan. Hukuman terakhir, pada tahun 2000 atas percobaan perampokan dan penyerangan, mengakibatkan hukuman penjara.
Dalam proses persidangan, terungkap bahwa korban yang berinisial “X” mengalami trauma berat akibat pemerkosaan tersebut, yang akhirnya berujung pada bunuh diri yang tragis.
Pembela mengakui dampak besar dari insiden tersebut terhadap X namun berargumen bahwa terdakwa telah merencanakan perampokan dan tidak dengan sengaja melakukan tindakan pemerkosaan. Pembela menekankan bahwa kasus ini sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu dan bahwa Wong Chun-Chuen telah membuka lembaran baru sejak hukuman terakhirnya pada tahun 2002.
Saat menjatuhkan hukuman, hakim mengacu pada kesaksian kakak perempuan korban, yang mengungkapkan bahwa X telah melajang selama bertahun-tahun dan menghadapi banyak rawat inap, sehingga menghambat kemampuannya untuk bekerja.
Meskipun hakim mengakui bahwa alasan pasti di balik bunuh diri X tidak jelas, namun terbukti bahwa terdakwa telah menimbulkan kerugian yang parah terhadap dirinya. Oleh karena itu, hakim awalnya mempertimbangkan hukuman 10 tahun namun dikurangi menjadi 7 tahun 9 bulan karena pengakuan bersalah Wong Chun-Chuen dan menunjukkan penyesalan.
Selain itu, dengan mempertimbangkan lamanya waktu sejak kejadian tersebut dan upaya rehabilitasi yang dilakukan terdakwa selanjutnya, hakim mengurangi hukumannya menjadi 9 bulan, yang pada akhirnya menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara kepada Wong Chun-Chuen.
Rincian kejahatan yang mengerikan terungkap ketika terungkap bahwa saudara perempuan dan saudara ipar X tinggal di unit yang sama di mana insiden itu terjadi. Mereka telah mempercayakan X kunci cadangan, sehingga dia bisa beristirahat di sana selama waktu luangnya. Pada hari naas itu, sekitar jam 11 pagi, Wong Chun-Chuen secara paksa memasuki unit tersebut, mengaku memiliki pisau, dan memerintahkan X untuk tetap diam. Dia melanjutkan dengan mengikat tangan dan kakinya dan menyumbatnya dengan kaus kaki.
Melepaskan pakaian X, Wong Chun-Chuen melakukan tindakan yang tidak terpikirkan saat menanyakan tentang keperawanannya. X dengan enggan mengkonfirmasi keperawanannya dan memohon agar penyerangnya melepaskannya.
Mengabaikan permohonannya, Wong Chun-Chuen terus memperkosanya. Setelah meninggalkan lokasi, X segera melaporkan penyerangan tersebut kepada pihak berwajib. Meski polisi menemukan bekas telapak tangan di TKP, namun saat itu mereka belum bisa memastikan identitas tersangka.
Tekanan mental yang dialami X setelah insiden tersebut menyebabkan beberapa kali kunjungan ke Rumah Sakit Castle Peak. Tragisnya, di usianya yang ke-29, di hari yang sama saat ia keluar dari rumah sakit pada bulan April 1999, ia bunuh diri dengan melompat dari sebuah gedung.
Baru pada tahun 2008, ketika polisi memperkenalkan sistem pencocokan sidik jari terkomputerisasi, mereka dapat secara pasti menghubungkan Wong Chun-Chuen dengan kejahatan tersebut.
Surat perintah dikeluarkan untuk penangkapannya, yang berpuncak pada penangkapannya pada tanggal 15 Agustus 2021, di pos pemeriksaan polisi di Tsuen Wan.
Dalam pernyataannya Wong Chun-Chuen mengaku telah bekerja sebagai tukang reparasi jendela aluminium pada saat kejadian. Dia mengaku mendorong seorang siswi ke dalam sebuah unit tetapi mengaku tidak ingat apakah dia telah melakukan pemerkosaan, sehingga menunjukkan kemungkinan perilaku yang tidak rasional. [BI}