Nasional

Klaster Tahlilan, Satu Kampung di Isolasi dan di Jaga Ketat oleh Polisi dan TNI

Jumlah kasus positif covid-19 di Jawa Timur salip Jawa Barat

Sidoarjo, BI — JawaPos.com – Jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur terus menanjak. Hingga kemarin, jumlah pasien positif mencapai 2.281 orang. Jauh menyalip Jawa Barat yang memiliki 1.677 kasus positif. Jawa Timur kini menjadi provinsi tertinggi kedua setelah Jakarta.

Surabaya dan Sidoarjo memberikan kontribusi terbanyak kasus korona di Jatim. Surabaya memiliki 1.109 kasus positif dan Sidoarjo 322 kasus positif. Di Sidoarjo, ada klaster besar yang muncul. Yakni, di Desa Waru, Kecamatan Waru.

Untuk mengerem laju penularan, sejumlah akses desa ditutup. Warga yang terpapar diminta melakukan isolasi mandiri. Kemarin (18/5) Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji berkunjung ke zona merah tersebut. Dia ingin memastikan bahwa Desa Waru benar-benar dijaga ketat. Tak sembarang orang diperbolehkan berkeliaran. Prosedur pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan. Jalan-jalan tikus dikunci rapat.

Ketua RW 12, Desa Waru, Mujiono menjelaskan, sejak 15 warga terpapar korona, aktivitas kampung dibatasi. Seluruh warga diminta melakukan isolasi mandiri. Sebisa-bisanya mereka berdiam di dalam rumah. ’’Kalau mendadak, warga yang keluar rumah harus mendapatkan surat izin RT/RW,’’ ucapnya.

Awalnya, 235 warga melakukan isolasi mandiri. Mereka terindikasi melakukan interaksi dengan warga yang positif korona. Nah, kemarin jumlah yang menjalani isolasi mandiri bertambah. ’’Yang isolasi mandiri mencapai 507 orang,’’ katanya.

Kombespol Sumardji menjelaskan, merebaknya korona di RW 12 berawal dari kegiatan tahlilan untuk mendoakan dua orang yang meninggal. Dua warga yang tutup usia itu belakangan diketahui positif korona. Setelah kegiatan tersebut, warga mulai terpapar. Jumlah PDP mencapai 16 orang. Sebanyak 15 orang positif mengidap virus yang hingga kini belum ada obatnya itu. ’’Saya sebut ini klaster tahlilan,’’ ucap Sumardji.

Untuk melihat laju persebaran korona, pemkab menggelar rapid test kemarin. Seluruh warga desa menjalani uji cepat itu. ’’Ada 44 orang yang reaktif. Memang belum keseluruhan. Namun, kami putuskan warga harus isolasi mandiri,’’ jelasnya.

Untuk mencukupi kebutuhan warga, polisi dan TNI mendirikan sentra pangan. Fungsinya, menyuplai seluruh kebutuhan makanan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri. Selain itu, petugas menyiapkan kebutuhan santap sahur dan berbuka puasa. ’’Agar warga yang menjalani isolasi tak stres, kami cukupi seluruh kebutuhan,’’ paparnya.

Selain Desa Waru, polisi dan pemkab juga memantau ketat Desa Pepelegi, Kecamatan Waru. Di desa tersebut ada 17 warga yang hasil rapid test-nya reaktif. Mereka merupakan warga yang sebelumnya ikut dalam pemakaman seseorang yang terindikasi positif Covid-19. Namun, sebelum dimakamkan, jenazah warga yang meninggal tersebut dibuka. Dikeluarkan dari peti dan disucikan kembali. Sebagian warga sudah di-swab. Sebagian lagi baru kemarin menjalani swab.

’’Di wilayah ini belum bisa disebut klaster karena hasil swab yang menunjukkan positif Covid-19 belum ada,’’ kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman. Meski demikian, dinkes mengimbau warga yang hasil rapid test-nya reaktif melakukan isolasi mandiri hingga hasil tes swab keluar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.