10 Negara Yang Sering Dilanda Banjir Bandang
Jakarta, BI [22/05] – Banjir bandang adalah fenomena alam yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Beberapa negara memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi terhadap bencana ini karena berbagai faktor, seperti kondisi geografis, iklim, dan infrastruktur.
Banjir bandang adalah fenomena alam yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Beberapa negara memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi terhadap bencana ini karena berbagai faktor, seperti kondisi geografis, iklim, dan infrastruktur.
Berikut adalah beberapa negara yang sering dilanda banjir bandang dan alasan mengapa mereka sering terkena bencana ini.
1. Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab (UEA), khususnya kota Dubai, telah mengalami beberapa banjir bandang dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebab utama adalah perubahan iklim yang memicu curah hujan ekstrem. Selain itu, UEA biasanya memiliki iklim gurun yang kering, sehingga tanah tidak mampu menyerap air hujan dengan cepat, yang dapat memicu banjir bandang.
2. Pakistan
Pakistan sering mengalami banjir bandang, terutama selama musim hujan. Penyebab utama adalah hujan lebat dan curah hujan yang tinggi. Selain itu, banyaknya lereng pegunungan yang curam di Pakistan juga memicu terjadinya tanah longsor yang dapat memicu banjir bandang.
3. Inggris
Inggris sering mengalami banjir, terutama selama musim hujan. Salah satu penyebab utama adalah hujan lebat yang berkepanjangan yang menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan sungai meluap. Selain itu, perubahan iklim juga diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir di masa depan.
4. Bangladesh
Bangladesh adalah salah satu negara yang paling rawan banjir di dunia. Hal ini disebabkan oleh lokasi geografis negara ini yang berada di delta sungai, membuatnya sangat rentan terhadap banjir. Selain itu, musim hujan yang membawa hujan lebat ke Asia Selatan antara Juni dan Oktober sering memicu banjir, terutama di daerah dataran rendah seperti Bangladesh.
5. India
India sering mengalami banjir bandang, terutama di wilayah utara yang berada di kaki pegunungan Himalaya. Salah satu penyebab utama adalah hujan lebat dan curah hujan yang tinggi.
Selain itu, longsoran gletser di pegunungan Himalaya juga sering memicu banjir bandang. Perubahan iklim juga berperan dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir bandang di India.
6. Indonesia
Indonesia memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap banjir bandang karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi curah hujan yang tinggi, letak daratan yang rendah, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai yang terbatas, dan pasang air laut.
Selain itu, perubahan tata guna lahan dan urbanisasi yang pesat juga memperburuk kondisi ini.
7. China
China sering dilanda banjir bandang akibat hujan berkepanjangan dan perubahan iklim. Selain itu, peningkatan frekuensi dan intensitas hujan, serta perubahan tata guna lahan juga berkontribusi terhadap seringnya terjadinya banjir bandang di China.
8. Amerika Serikat
Amerika Serikat sering mengalami banjir bandang akibat hujan berkepanjangan dan perubahan iklim. Selain itu, lokasi geografis dan kondisi tanah di beberapa wilayah juga berkontribusi terhadap seringnya terjadinya banjir bandang.
9. Australia
Australia sering mengalami banjir bandang akibat hujan berkepanjangan dan perubahan iklim.
Selain itu, lokasi geografis dan kondisi tanah di beberapa wilayah juga berkontribusi terhadap seringnya terjadinya banjir bandang.
10. Belanda
Belanda adalah salah satu negara di Eropa yang ketinggian tanahnya lebih rendah dari permukaan air laut. Hal ini membuat negara ini rawan terkena banjir bandang. Selain itu, sebagian besar penduduknya tinggal di dekat kawasan pantai, yang juga meningkatkan risiko banjir.
Sepertiga wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut, dan dua pertiganya rentan terhadap banjir. Sebagai sebuah bangsa, Belanda lahir untuk melawan laut. Mereka hidup di delta, dataran pantai, dan di rawa. Seluruh budaya Belanda lahir dari gagasan ini.
Belanda memiliki sejarah panjang dalam menghadapi dan mengatasi banjir. Mereka telah mengembangkan sistem pertahanan banjir yang kuat dan efektif, termasuk pembangunan tanggul dan sistem pengelolaan air yang canggih. Institusi “water board” atau otoritas pengelola air telah melindungi wilayah yang tergenang air ini selama hampir satu milenium.
Namun, meskipun memiliki sistem pertahanan yang kuat, Belanda tetap berisiko tinggi terkena banjir bandang, terutama akibat perubahan iklim dan hujan berkepanjangan. Oleh karena itu, mereka terus berupaya meningkatkan sistem pertahanan dan pengelolaan air mereka untuk menghadapi tantangan ini.[sind*]