Internasional

Pemerintah Jepang Gagal Naikan Angka Kelahiran Bayi

Tokyo, BI [23/06] – Jepang memang sedang mengalami penurunan angka kelahiran dalam beberapa tahun terakhir. Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengklaim hal serupa dan menyebut Jepang belum mampu tingkatkan angka pernikahan dan kelahiran.

Ia menyebut angka kelahiran di Jepang menyentuh 1,2 persen saja pada tahun ini. Hal ini lantas menjadi perhatian bagi pemerintah Jepang untuk menggenjot kemerosotan penduduk di negaranya.

Yasushi mengakui pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi resesi seks yang melanda generasi muda Jepang dalam beberapa tahun ini. Namun, berbagai upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan.

Kebanyakan pasangan muda memang tidak mau memiliki anak karena khawatir dengan tingginya biaya pendidikan dan biaya hidup di Jepang.

Masalah inilah yang belakangan tengah digenjot pemerintah Jepang dengan melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah memberikan subsidi bagi pasangan menikah, terutama yang hendak memiliki anak.

Kabinet Jepang bulan lalu juga telah menyetujui rancangan undang-undang untuk memperluas cakupan tunjangan bulanan anak bagi anak-anak usia sekolah menengah.

Bahkan, pemerintah ibu kota Tokyo, bakal meluncurkan aplikasi kencan pada musim panas ini. Hal itu dilakukan guna menggenjot angka pernikahan dan kelahiran di Negeri Matahari Terbit.

Yasushi lantas memberikan saran kepada negara-negara lain untuk belajar dari apa yang telah terjadi di Jepang. Sebab, ia yakin hal ini bisa terjadi di berbagai negara. (val/dna)

Tokyo, BI [23/06] – Jepang memang sedang mengalami penurunan angka kelahiran dalam beberapa tahun terakhir. Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengklaim hal serupa dan menyebut Jepang belum mampu tingkatkan angka pernikahan dan kelahiran.

Ia menyebut angka kelahiran di Jepang menyentuh 1,2 persen saja pada tahun ini. Hal ini lantas menjadi perhatian bagi pemerintah Jepang untuk menggenjot kemerosotan penduduk di negaranya.

Yasushi mengakui pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi resesi seks yang melanda generasi muda Jepang dalam beberapa tahun ini. Namun, berbagai upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan.

Kebanyakan pasangan muda memang tidak mau memiliki anak karena khawatir dengan tingginya biaya pendidikan dan biaya hidup di Jepang.

Masalah inilah yang belakangan tengah digenjot pemerintah Jepang dengan melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah memberikan subsidi bagi pasangan menikah, terutama yang hendak memiliki anak.

Kabinet Jepang bulan lalu juga telah menyetujui rancangan undang-undang untuk memperluas cakupan tunjangan bulanan anak bagi anak-anak usia sekolah menengah.

Bahkan, pemerintah ibu kota Tokyo, bakal meluncurkan aplikasi kencan pada musim panas ini. Hal itu dilakukan guna menggenjot angka pernikahan dan kelahiran di Negeri Matahari Terbit.

Yasushi lantas memberikan saran kepada negara-negara lain untuk belajar dari apa yang telah terjadi di Jepang. Sebab, ia yakin hal ini bisa terjadi di berbagai negara. (val/dna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.