Jakarta, BI –– Kantongi Surat Keterangan Sehat dari rumah sakit Hong Kong, di bandar udara Soekarno-Hatta (Bandara Soeta) tidak perlu tes rapid ataupun Swab lagi, Titi pulang kampung (pulkam) (2/6).
Dalam rangka melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) dari paparan virus corona 2019 (covid-19), pemerintah memberlakukan kwajiban bagi semua pendatang dari luar negeri untuk menjalani rangkaian tes kesehatan, utamanya covid-19. Untuk sampai ke rumah dengan lancar, Titi memperhatikan imbauan KJRI Hong Kong untuk melaporkan diri dan mengisi data kepulangannya.
Titi bersama maskapai Garuda Airlines, pagi dari Hong Kong (2/6). Demi kelancaran perjalanannya ke Lampung-Indonesia, dia membawa Surat Keterangan Sehat dari rumah sakit pemerintah Hong Kong. Mengantongi surat tersebut, di bandara Soeta Jakarta Titi tak perlu lagi menjalani rangkaian tes rapid ataupun swab yang mengharuskannya masuk karantina antara 3-5 hari untuk menunggu hasilnya.
Sedikit kendala di bandara Soeta, karena prosedur cek sana-sini, dan harus mengisi formulir pendataan laporan kedatangan. Semua harus antri, dan memerlukan kesabaran ekstra. Dan, itulah yang membuatnya ketinggalan pesawat menuju Lampung, pada hari yang sama. Barulah keesokan harinya, dia terbang. Menunggu sehari di hotel, menanti penerbangan dia mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak maskapai. Lancar, keesokan harinya dia sampai ke Tanah kelahirannya (3/6).
Gampang-gampang susah untuk mendapatkan surat keterangan sehat yang terbaru atau bervalidasi 7 hari dari tanggal cek kesehatannya. Karena, secara umum untuk mengetahui hasil tesnya memang hanya membutuhkan waktu antara 2-3 hari, tetapi untuk mendapatkan surat keterangan sehat yang bertanda tangan dokter, rumah sakit Hong Kong memerlukan masa tunggu hingga 7 hari, yang mana artinya tak berguna lagi jika dibawa terbang pada hari ke-8 dari masa tes kesehatannya.
Tes covid-19 di dokter swasta memerlukan biaya sekitar HK$ 2000- HK$ 3000. Karena yang berwenang mengeluarkan surat keterangan sehat hanyalah rumah sakit pemerintah, maka pihak swasta tersebut akan menulis surat rujukan dan botol wadah lendir untuk dites ke rumah sakit pemerintah. Lendir atau cairan dari tenggorokan yang diambilnya pada pagi hari sebelum gosok gigi dan makan pagi, itu yang akan di tes swab. Setelah 2-3 hari hasilnya bisa diambil, kemudian suratnya itu harus dibawa ke dokter swastanya untuk mendapatkan tanda tangannya, barulah surat keterangan sehatnya formal berlaku.
Kepada Berita Indonesia (BI) Titi berbagi pengalaman untuk mendapatkan surat keterangan sehatnya. Menghindari mahalnya biaya, Titi mencoba booking dan datang langsung ke klinik kecil milik pemerintah, dekat tempat tinggalnya. Di Anne Black General Out- Patient Clinic, Tsat Tsz Mui, North Point, di bawah autoritinya St. Pamela Youde Nethersole Eastern Hospital, Chai Wan. Karena di klinik tersebut dia biasa mengantar nenek asuhnya untuk checkup kesehatan, selama 9 tahun lebih, maka tak heran jika para dokternya telah mengenal dan mempercayainya, sehingga proses cepat. Jumat (29/5) dia tes kesehatan, dan Senin (1/6) hasil tesnya telah diterimanya. Titi hanya perlu membayar uang registrasi HK$100 untuk 2 kali datang dan HK$76 untuk menebus suratnya. Itupun dibayari majikannya.
“Alhamdulillah Kak, semua dilancarkan olehNya. Dari penerbangan yang selalu berubah jadwal, hingga persyaratan pulang kampung yang agak rumit, hingga surat keterangan sehat pun dimudahkan olehNya. Optimis perjalnan lancar, jadinya. Dari 100% yang terbang bareng saya dari luar negeri, hanya 2 persen termasuk saya yang lolos dengan membawa surat keterangan sehat tersebut.” Ungkap Titi kepada BI, dari bandara Soeta-Jakarta. Rabu (3/6). (@RG)
