Hong Kong

2 Film Indonesia Masuk Dalam Festival Film ASEAN di Hong Kong

Hong Kong, BI [22/09] – Konsulat Jenderal Republik Indonesia [KJRI] untuk Hong Kong dan Makau bekerja sama dengan HK-ASEAN Foundation serta HK-Festival Film ASEAN mengadakan screening Film di Hong Kong.

Pada tahun 2024 ini Indonesia memiliki dua judul film yang berkesempatan merepresentasikan filmnya, antara lain fil yang berjudul Air Mata di Ujung Sajadah dan Bangsal Isolasi.

Air Mata di Ujung Sajadah diputar pada hari Minggu, tanggal 8 September 2024 di Emperor Cinemas, Entertainment Building, Central, Hong Kong. Film ini ditulis oleh Titen Wattimena dan disutradarai oleh Key Mangunsong. Yang diperankan oleh Citra Kirana, Titi Kamal dan Ferdi Nuril.

Film Air Mata di Ujung Sajadah berkisah tentang seorang ibu yang berjuang mendapatkan anaknya kembali setelah 7 tahun terpisah. Film yang bergenre drama ini sangat menguras emosi dan air mata, hingga banyak penonton dari bioskop dengan mata memerah karena menangis.

Sementara itu, untuk screening film yang berjudul Bangsal Isolasi bertempat di Golden Harvest the Sky, Olimpian City, Mongkok. Pemutaran pada hari Minggu, 15 September 2024. Yang dimulai pukul 17:05 HKT.

Acara screening film Bangsal Isolasi ditonton oleh 40 orang yang sebagian besar adalah orang lokal dan hanya beberapa orang dari KJRI Hong Kong.

Sebelum screening film dimulai, Charles Chia selaku Head of the HK-ASEAN Foundation menyampaikan bahwa “Industri Film Indonesia saat ini sedang booming, berkembang sangat pesat. begitu banyak peluang kerjasama, kolaborasi antara HK dan Indonesia”, katanya dengan penuh semangat.

Sementara itu, Konjen RI Hong Kong Yul Edison dalam sambutannya juga memaparkan tentang film sebagai sarana untuk memperkenalkan pendekatan ekonomi dan sosial budaya.

“Film dianggap sebagai sarana utama untuk memperkenzlkan bangsa dan untuk lebih mengembangkan potensinya dalam pendekatan ekonomi dan sosial budaya,” papar Konjen RI HK.

Screening Film Bangsal Isolasi ini terkesan spesial. Karena dihadiri oleh dua pemeran utama film tersebut, Kimberly Ryder dan Wulan Guritno. Juga sang sutradara Adhe Darmastriya serta produser Mulyadi JP.

Film thriller terbaru “Bangsal Isolasi” karya Sutradara Adhe Dharmastriya menyajikan cerita berbeda dari sudut pandang penjara perempuan di Indonesia.

Film Bangsal Isolasi mengisahkan seorang jurnalis bernama Weni (Kimberly Ryder) yang menyamar sebagai tahanan di penjara khusus perempuan. Di sana, Weni memiliki misi untuk mengungkap kebenaran di balik kematian adiknya yang tidak wajar di penjara tersebut.

Kimberly Ryder berperan sebagai Weni dan Bella diperankan Wulan Guritno sebagai preman penguasa di penjara Lapas Wanita Ratu Adil. Akhirnya menemukan suatu hal yang tidak wajar di sana. Dan mengungkap segala praktek penjualan organ dalam, para napi yang meninggal di dalam bangsal tersebut.

Film ini berlatar di benteng Van Der Wijck yang berada di Kebumen, Jawa Tengah. Benteng Van Der Wijck yang sudah lama ditutup, kembali dibuka pertama kali saat digunakan sebagai set “Bangsal Isolasi”.

Selesai menyaksikan screening film, digelar sesi tanya jawab yang dipandu oleh Zivya Syifa (Konsul muda Pensosbud KJRI HK).

Saat ditanya pendapatnya mengenai industri Film di Hong Kong, sang sutradara Adhe Darmastriya menjelaskan tentang bagaimana Ia terinspirasi oleh Wong Ka Wai, juga Steven Chow.

“Saya sangat terinspirasi banget dari Hong Kong. Terutama sutradara Wong Ka Wai. Saya sangat menyukai Wong Ka Wai dan banyak referensi. Lalu kemudian siapa yang tidak terinspirasi dari Steven Chow dengan direct film komedinya yang out of the box,” Katanya.

“Buat saya, Hong Kong menjadi salah satu influence banget, dalam saya membuat film.” Tambahnya.

Sementara Wulan Guritno ketika ditanya perbedaan industri perfilman Indonesia dari pertama masuk industri film hingga saat ini.

“Perbedaannya saat saya masuk industri film dengan sekarang, Genre film. Dulu itu genrenya terbatas. Mungkin juga karena studio bioskop terbatas.

Jadi penonton terbatas yang nonton juga itu-itu saja. Sehingga yang dibuat genrenya itu-itu juga.Tapi makin kesini makin mendunia. Banyak playmaker yang ikut filmnya ke festival dunia. Bioskop di negara kita juga makin banyak, jadi film dibuat semakin beragam. Sebagai aktor happy sekali dengan genre film yang lebih luas, jadi perannya juga beragam,” ungkapnya.

Usai menyaksikan screening film tersebut para penonton merasa puas dengan alur cerita yang menarik dan tak disangka-sangka endingnya demikian.

Menurut Jessica, warga lokal yang ikut menyaksikan screening film Bangsal Isolasi merasa sangat senang sekali;

“Ini pengalaman saya pertama kali melihat film Indonesia. Dan ceritanya bagus. Yang membuat saya takjub adalah penjara tua dan dengan pemandanganlautnya begitu indah. Harus dipikirkan suatu saat jalan-jalan ke sana,” tutur wanita cantik ini berbinar, yang terkesan oleh penjara tua dalam film tersebut .(esti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.