Tausiah

Meraih Derajat Ikhlas

Penulis : Ustad Muhaemin Karim

“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Kunci keberhasilan kerja – dalam apa pun bentuknya – harus melalui 4 AS: kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja sampai tuntan. Kerja ikhlas itu seperti mesin yang menggerakkan kinerja menjadi ringan, menggembirakan, menguntungkan, dan membawa pahala dunia akhirat.

Seorang pemikir Islam Imam Al-Ghazali pernah menyatakan dengan pasti:” Semua manusia itu akan mengalami kehancuran, kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu pun akan hancur, kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan ilmunya juga akan hancur, kecuali orang yang mengamalkannya dengan penuh keikhlasan.”

Pekerja ikhlas akan menampilkan ciri-ciri keistimewaanya sebagai perwujudan dari kerja ikhlasnya. Dia akan senantiasa berlapang dada dalam menghadapi persoalan dan pekerjaan seberat apa pun. Setidaknya sikap lapang dadanya itu akan membuatnya fokus ke dalam permasalahan yang sedang dikerjakannya. Dia juga sangat yakin bahwa pekerjaan yang digelutinya akan bisa diselesaikan dengan maksimal dan optimal.

Pekerja ikhlas akan terlihat hidupnya aman di mana pun dia berada. Bahkan ketika berada di daerah yang paling rawan sekalipun atau di tempat kerja yang paling tidak nyaman sekalipun.

Pekerja ikhlas akan banyak memiliki sisa energinya untuk membatu kemaslahatan orang lain. Bahkan energi utamanya banyak mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dia tidak pernah kerdil membantu pesaingnya, apalagi terhadap orang yang menyayangi dan disayanginya. Dia tidak pernah punya halangan untuk membantu orang yang memusuhinya, karena sikap selalu berpahala berada di tingkatan yang paling atas. Hatinya bersih dan penuh dengan sifat ingin membantu.

Ada satu kisah menarik dari kehidupan Nabi yang mulia. Di sebuah sudut pasar kota Madinah ada seorang pengemis buta yang setiap harinya selalu berkata kepada orang yang mendekatinya,” Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian pasti akan dipengaruhinya.”

Tiada lain yang dilakukan si buta setiap harinya kecuali menengadahkan tangannya dan meneriakkan kata-kata itu. Namun demikian, setiap pagi selalu ada seorang pria yang mendatangi pengemis itu dengan membawakannya makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun, pria itu selalu menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis buta itu.

Suatu ketika, pria yang biasanya datang memberinya makan tidak lagi datang kepadanya. Pengemis buta itu semakin hari semakin lapar dan bertanya-tanya dalam dirinya apa yang terjadi dengan pria itu. Hingga suatu pagi ada seorang pria yang mendatanginya untuk memberinya makan.

Namun ketika dia mulai menyuapinya, si pengemis itu marah sambil menghardiknya,”Siapakah kamu? Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” Pria itu menjawab,” Aku adalah orang yang biasa mendatangimu.” Si pengemis itu menjawab,” Tidak mungkin. Engkau bohong. Orang yang biasa mendatangiku itu, sebelum ia menyuapiku, dia selalu mengusap rambutku terlebih dahulu, kemudian menghaluskan makanannya sehingga tidak sulit mulut ini mengunyah.”

Mendengar jawaban itu, pria tadi tidak tahan menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,” Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Namaku Abu Bakar. Orang yang mulia biasa memberimu makan itu telah meninggal dunia. Dia adalah Muhammad SAW yang selalu kamu caci maki dan hina dina.”

Pengemis buta itu terkejut. Tubuhnya bergetar. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Hanya ada air mata yang mengalir di pipinya. Kemuliaan Muhammad terlihat dari keikhlasannya yang luar biasa. Bahkan kepada orang yang mencacinya, mengaibkannya, memfitnahnya, dan merendahkannya, dia tidak berhenti membantu dan memberikan kebaikan.

Dalam kisah yang lain, ketika Panglima Perang Khalid Bin Walid dipecat sebagai panglima perang oleh Khalifah Umar karena Khalifah Abu Bakar wafat, dan digantikan oleh anak buahnya, yaitu Abu Ubaidah Al-Jarrah, beliau menerima surat pemecatan tersebut dengan sikap ksatria dan lapang dada. Tidak ada sedikitpun kekecewaan atau emosi terpancar dari wajahnya. Malah dia mengatakan:” Aku berperang bukan untuk Umar. Aku berperang hanya untuk Tuhannya Umar.”

Khalid segera mendatangi Abu Ubaidah Bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang mati-matian di bawah komando mantan anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi perjuangannya adalah Allah, bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.

Pelajaran mahal yang bisa kita ambil dari Panglima Khalid adalah kita harus berani mengevaluasi diri. Boleh jadi kita sibuk bekerja, namun tidak sibuk menata niat. Sehingga amal-amal yang kita lakukan tidak ada nilainya di hadapan Allah (swt). Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan, ia tidak akan mendapatkan apa-apa selain rasa sakit, bila kehamilannya itu disikapi dengan keluhan.

Demikian pula seorang bapak yang siang malam bekerja mencari uang, ia tidak akan mendapatkan apa-apa ganjaran selain rasa lelah, bila tidak dilandaskan niat ibadah karena Allah. Oleh karena itu, jangan sibuk bekerja saja, tapi sibukkan pula dengan meluruskan niat.

Lalu, bagaimana agar kerja kita bisa ikhlas? Teknisnya sederhana. Pusatkan fikiran dan kerjaan kita hanya untuk Allah. Karena bekerja ini adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Berfikirlah bagaimana agar amal dan kerja kita diterima Allah dan titik. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian atau keuntungan sesaat. Lakukan yang terbaik, sampaikan dengan cara terbaik, berikan yang terbaik dan dengan niat hati terbaik. Dengan begitu insya Allah, kita akan bisa meraih level dan derajat ikhlas lillahi ta’ala. [BI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.