Tambang Ilegal di Solok Longsor, 13 Meninggal Dunia
Evakuasi korban terkendala oleh medan yang sulit
SOLOK, BI [30/09] – Proses evakuasi korban tambang longsor di Solok, Sumatera Barat, pada Kamis (26/9) terus berlangsung. Berdasar data terbaru, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 13 orang dan 12 luka luka.
Hingga kemarin, BNPB masih mengerahkan 100 personel gabungan untuk proses evakuasi. Namun, lokasi tambang ilegal yang berada di tengah hutan menyulitkan proses evakuasi. Apalagi, akses menuju lokasi kejadian hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama enam jam. ’’Kendala utama yang dihadapi adalah medan yang sulit diakses, berada di hutan, dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 4–6 jam dengan berjalan kaki,’’ ujarnya.
Koordinasi intensif terus dilakukan BPBD Kabupaten Solok dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan proses pencarian dan evakuasi berjalan lancar. BPBD dan relawan juga telah bergerak untuk memberikan dukungan logistik bagi tim SAR di lapangan.
Lokasi kejadian berada di Kecamatan Hiliran Gumanti, tepatnya di Nagari Sungai Abu. Kawasan ini dikenal sebagai area tambang ilegal. ’’Diperkirakan ada 25 orang yang terdampak longsor. Mereka sedang bekerja ketika longsor terjadi,’’ ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa penambangan ilegal harus dihentikan. Sebab, aktivitas di lokasi yang tidak terdaftar itu sangat berisiko. “Peristiwa longsor tambang ilegal tidak hanya terjadi kali ini dan di tempat ini saja. Penegakan hukum harus dipertegas agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di masa depan,” jelasnya. (idr/c17/oni)