Tausiah

Mengukur Derajat Kita Di Sisi Allah

Oleh: Ustad Muhaemin Karim

Rasulullah (SA) bersabda:” Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya is memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan kedudukan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam hatinya.” (Ibnu Abiddunya, Abu ya’la dan Tabrani)

Aset yang paling mahal bagi seorang Muslim di dunia ini adalah keyakinan dan keimanannya kepada Allah SWT. Semakin kuat dan mendalam keyakinan seseorang kepada Allah, akan semakin beruntunglah kehidupan orang tersebut. Pada saat itulah ia telah memiliki kekayaan yang sebenarnya.

Karena apalah artinya kekayaan yang melimpah, jika hati kita miskin dan tidak mengenal Tuhan. Apalah artinya ketenaran, bila kita tidak mampu mensyukuri karunia Allah. Apalah artinya jabatan tinggi, jika kita masih inkar akan perintah Allah. Intinya, walau dunia ini milik kita, kedudukan kita tetap rendah bila kita tidak mengenal Allah.

Setidaknya ada tiga (3) tolah ukur dalam mengenal kedudukan kita di hadapan Allah:

  1. Dari frekuensi ingat akan Allah 

Dalam 24 jam yang kita miliki setiap hari, berapa jamkan kita ingat akan Allah? Di saat shalat misalnya, apakah yang kita ingat itu Allah ataukah selain-Nya? Di saat makan, apakah kita mengingat akan Dzat Tuhan yang menganugerahkan makanan tersebut atau malah mencelanya? Di saat berangkat kerja, apakah kita sudah meniatkannya sebagai ibadah atau sekedar mengumpulkan harta? Saat dalam perjalanan, apakah kita sibuk berzikir atau tafakkur akan keindahan alam yang Allah ciptakan, atau malah mata kita jelalatan tidak karuan?

Apabila hati kita selalu terhubung dan komunikasi dengan Allah dalam kondisi apapun juga, maka sesungguhnya Allah telah meninggikan derajat kita.

  1. Sejauh manakah kita menyenangkan Allah 

Tinggi rendahnya derajat kita di sisi Allah dapat terlihat dari senang atau tidaknya kita dalam melakukan amalan yang dicintai Allah dan rasul-Nya.

Di antara amal ibadah yang amat dicintai Allah adalah mendirikan shalat tepat waktu. Apabila waktu shalat tiba atau adzan dikumandangkan maka aktivitas bisnis apapun yang dilakukan hamba hendaklah dihentikan serta-merta demi menyenangkan Allah dan mendapatkan keridhaan-Nya.

Amalan-amalan lain yang amat disukai Allah adalah membahagiakan kedua orang tua; memperhatikan dan menolong para dhu’afa; menyambung tali persaudaraan yang telah terputus; mendekatkan yang jauh; memaafkan kesalahan orang lain walaupun tidak diminta; menjadikan lawan sebagai kawan; melupakan kebaikan kita kepada orang lain; melupakan kesalahan orang lain kepada kita; mengingat kebaikan orang lain kepada kita; dan mengingat kesalahan kita kepada orang lain.

Semakin gigih kita menyenangkan Allah dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya, akan semakin tinggi derajat kita di sisi Allah.

  1. Sejauh manakah kegigihan kita menghindarkan diri dari maksiat

Salah satu ciri kedekatan seorang hamba dengan Allah, dapat terlihat dari kesungguhannya dalam menjahui maksiat. Memang benar bahwa manusia dalam hidupnya tidak akan terlepas dari dosa. Namun orang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah akan segera bertaubat saat ia terjerumus ke dalam kancah kemaksiatan. Ia menyesali atas keterlanjurannya, kemudian berazam untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi, dan menggantikannya dengan kebaikan-kebaikan. Sebaliknya, orang yang jauh dari Allah ia akan merasa bangga dan seronok dalam melakukan dosa dan noda. Ia sama sekali tidak merasakan bahwa yang dilakukannya itu adalah larangan Tuhan, bahkan, malah mengulanginya lagi di lain kesempatan.

Mengenal Allah adalah asset yang sangat mahal bagi seorang mukmin. Mengenal Allah akan membuahkan akhlak mulia. Dengan mengenal Allah kita akan merasa ditatap, didengar, dijaga, dibimbing dan diperhatikan oleh-Nya. Inilah kenikmatan hidup yang sebenarnya. Jika demikian kondisi kita, maka insya Allah, hidup kita akan lebih terarah, tenang, ringan, dan bahagia. Sebaliknya, saat kita melupakan Tuhan, hidup kita akan lebih sengsara, gundah, gelisah, tegang, akan lebih akrab dengan aksi-aksi terlarang, serta hidupnya condong kepada ajakan syahwat hewani.[*]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.