KesehatanTechnology

BMKG:Radiasi Ultraviolet Mampu Bunuh Virus Corona

Radiasi ultraviolet baik secara langsung atau tidak bisa mengurangi risiko transmisi Covid-19

Jakarta, BI — Melansir CNN Indonesia — Staf bagian Observasi, Data dan Analisis Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) BMKG Kototabang, Albert Nahas menyatakan indeks radiasi ultraviolet (UV) memiliki keterkaitan dengan virus corona Covid-19. Dia menyebut, radiasi UV secara langsung atau tidak mengurangi transmisi Covid-19.

“Jadi setelah kita menelaah keterkaitan indeks ultraviolet dengan Covid-19 di Indonesia, benang merah yang bisa kita tarik adalah bahwa radiasi ultraviolet baik secara langsung atau tidak langsung mengurangi risiko transmisi Covid-19,” ujar Albert dalam diskusi virtual, Jumat (12/6).
Namun, Albert menyampaikan kesimpulan itu harus dikaji lebih mendalam. Sebab, dia menyampaikan data penelitian masih Meta-analysis dan Covid-19 merupakan hal yang baru dalam dunia penelitian.

Albert menyampaikan keterkaitan indeks UV dengan Covid-19 berapa pada sisi pencegahan. Dia menyampaikan radiasi UV bisa mereduksi transmisi karena didasari dari kemiripan Covid-19 dengan SARS atau influenza yang dipengaruhi oleh temperatur udara dan pola musiman.

“Sehingga pelemahan virus corona pada kondisi yang lebih hangat menyebabkan penurunan jumlah kasus,” ujarnya.
Keterkaitan kedua, dia berkata terkait dengan produksi vitamin D. Dia menyebut vitamin D hasil radiasi UV berperan penting untuk daya tahan dan memperkuat imunitas tubuh sehingga bisa mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.

“Radiasi ultraviolet dari matahari berperan dalam sintesis dari provitamin D menjadi vitamin D di dalam tubuh manusia secara alami,” ujar Albert.

Lebih lanjut, Albert menuturkan ada tiga jenis radiasi ultraviolet berdasarkan rentang gelombangnya, yakni A, B, dan C. Setiap radiasi, dia menyebut memiliki tingkat energi dan daya tembus lapisan atmosfer yang berbeda.

Dia menyebut, sekitar 90-95 persen radiasi UV tipe A dengan tingkat energi paling rendah dapat menembus lapisan permukaan atmosfer. Sedangkan 5-10 persen radiasi UV tipe B yang bisa mencapai permukaan.
“Meskipun ultraviolet tipe C memiliki energi yang paling tinggi, tidak ada radiasi tipe itu yang mencapai permukaan karena semuanya tersekat dengan lapisan ozon yang ada di stratosfer,” ujarnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi nilai indeks UV adalah posisi relatif matahari-bumi, tutupan awan, tingkat polusi udara, serta tipe permukaan dan topografi. Nilai indeks UV terdiri dimulai dari angka 0.

“Indeks UV 0-2 dan diberikan kode warna hijau itu risiko bahaya rendah. Sedangkan 3-7 yang kuning dan oranye itu risiko paparan bahwa sedang. Dan untuk indeks UV dari 8 sampai ke atas diberi warna merah hingga ungu diartikan bahwa risiko tinggi dan ekstrim,” ujar Albert.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.