MPR RI Ingatkan Soal Slogan Koordinasi Penanganan Covid-19
Jatim Seharusnya Bisa Belajar dari DKI Jakarta dan bekerjasama dalam penanganan Covid
JAKARTA, BI – Keruhnya kondisi penanganan Covid-19 di wilayah Jawa Timur membuat Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan pentinganya koordinasi antardaerah, agar jangan hanya menjadi slogan dalam percepatan penanggulangan dan pengendalian COVID-19 di tanah air.
Menurut Mbak Rerie, sapaan Letari, pengulangan satu kesalahan dari satu daerah ke daerah lain soal penerapan social distancing misalnya, menunjukkan tidak adanya koordinasi itu.
“Di saat sebaran Covid-19 di sejumlah negara masuk gelombang kedua dan di tanah air pertambahan positif corona terus meningkat, kesamaan langkah penanganan dan koordinasi antardaerah sangat diperlukan,” katanya, Selasa (7/7).
Rerie mengatakan, tidak adanya koordinasi antardaerah jelas terlihat dengan selalu berulangnya kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan di sejumlah daerah.
Legislator Partai NasDem itu menambahkan, kerumunan warga dalam pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor di DKI Jakarta misalnya, terulang kembali pada pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor di Bekasi, Jawa Barat. Selain itu, episentrum penyebaran COVID-19 di DKI Jakarta pun sekarang bergeser ke Surabaya, Jawa Timur dan mungkin saja akan bergeser atau terbentuk episentrum baru di daerah lain.
Bila ada koordinasi yang baik antardaerah, tegas Rerie, tentu saja satu daerah bisa belajar dari pengalaman daerah lain yang sudah mengalami sebagai episentrum penyebaran COVID-19. “Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya seharusnya bisa belajar dari DKI Jakarta yang punya pengalaman menjadi episentrum penyebaran COVID-19 dan Gugus Tugas tingkat nasional serta daerah bisa mengoordinasikan langkah itu,” ujarnya.
Data hasil pemeriksaan secara nasional dan daerah yang diumumkan setiap hari, menurut Rerie, seharusnya bisa menjadi alarm pemerintah untuk mengambil langkah yang tepat di sejumlah daerah dalam mengatasi penyebaran COVID-19.
Menurut Rerie, dalam penanggulangan penyebaran COVID-19 seharusnya diterapkan kebijakan yang antisipatif, bukan kebijakan yang reaktif. “Hanya dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang antisipatif mampu mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. (*/jpnn)