Hong Kong

Polisi Peringatkan Soal Penipuan Yang Menawarkan Skema Investasi Palsu

Hong Kong, BI [17/12] – Polisi Hong Kong pada hari Rabu memperingatkan masyarakat terhadap penipu yang menyamar sebagai manajemen senior CLP Power Hong Kong, menggunakan kartu identitas karyawan palsu untuk mempromosikan proyek investasi limbah lingkungan palsu yang diklaim terkait dengan State Grid Corporation of China.

Menurut polisi, penipu tersebut menyamar sebagai direktur departemen daur ulang CLP. Petugas mencatat bahwa kartu identitas karyawan palsu tersebut bahkan berisi campuran aksara Tionghoa sederhana dan tradisional.

CLP mengatakan bahwa stafnya tidak akan mempromosikan proyek investasi apa pun melalui platform media sosial atau WeChat, dan mereka juga tidak akan meminta informasi pribadi atau uang pelanggan. Masyarakat yang menemukan kasus mencurigakan disarankan untuk memverifikasi identitas karyawan CLP yang diduga dengan menghubungi hotline layanan pelanggan perusahaan di 2678 2678.

Polisi juga mengingatkan masyarakat bahwa situs web resmi CLP adalah clp.com.hk, sedangkan situs web resmi State Grid Corporation of China adalah sgcc.com.cn.

Masyarakat juga diimbau untuk memverifikasi identitas perwakilan keuangan melalui daftar publik orang berlisensi dan lembaga terdaftar di situs web Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong.

Masyarakat juga dapat menghubungi Layanan Bantuan Anti-Penipuan di 18222 untuk pertanyaan.

Polisi mengatakan mereka mengeluarkan peringatan serupa pada bulan Mei setelah penipu menyamar sebagai staf HK Electric.

Menurut penyelidik, penipu biasanya pertama kali mendekati target melalui platform media sosial seperti WeChat. Korban kemudian dibujuk untuk mendaftarkan akun di situs web palsu yang menyamar sebagai Perusahaan Listrik Negara Tiongkok dan mentransfer dana ke rekening bank yang ditunjuk untuk investasi yang seharusnya dilakukan dalam proyek daur ulang limbah.

Selama proses tersebut, penipu memalsukan catatan keuntungan di platform perdagangan palsu untuk memikat lebih banyak korban. Ketika korban kemudian mencoba menarik dana, penipu menunda pembayaran dengan berbagai alasan, termasuk permintaan biaya layanan yang tinggi, yang pada akhirnya mencegah korban untuk mendapatkan kembali uang mereka.[BI]

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Most Voted
Newest Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.