KesehatanLifestyle

Merawat dan Mendampingi Orang dengan Demensia

Berita Indonesia – Demensia alzheimer merupakan gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi emosi, daya ingat seseorang atau biasa disebut dengan pikun.

Orang dengan Demensia (ODD) kerap merasa mudah lupa, sulit fokus, disorientasi, hingga memiliki gangguan untuk berkomunikasi. Hal ini dapat memengaruhi keadaan jiwa dan pikiran mereka.

“Dengan mengenali gejala-gejala umum, kita bisa mendapatkan gambaran deteksi dini dan penanganan kasus demensia alzheimer lebih awal, seperti memahami bagaimana secara tepat merawat ODD hingga meminta bantuan profesional atau paid caregiver,” ujar Trainer Dementia Care sekaligus Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Azam David Saifullah, BSN, MSc, seperti dikutip dari SINDOnews.

Kondisi pandemi COVID-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang terjadi meningkatkan rasa kesepian, cemas, hingga depresi yang memengaruhi suasana hati dan memperburuk kondisi kejiwaan ODD.

Trainer Dementia Care dan Dosen UGM Sri Mulyani, BSN, MNg yang juga seorang koordinator wilayah ALZI chapter Yogyakarta menekankan pentingnya kontribusi seluruh pihak dalam merawat ODD untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan caregiver.

“Tidak hanya memerhatikan asupan gizi yang seimbang, kita perlu menciptakan lingkungan dan suasana positif di sekitar ODD. Kunci dari merawat ODD adalah berkomunikasi secara verbal dan nonverbal, serta melakukan kegiatan-kegiatan aktif dan positif. Tindakan tersebut akan membantu ODD jauh dari rasa kesepian, terabaikan, bahkan terkucilkan,” jelas Sri.

Lebih lanjut Sri memberikan beberapa tips dalam merawat ODD. Pertama, membangun komunikasi yang sesuai dengan keadaan ODD dengan memperhatikan bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan. Lalu, menggunakan tanda-tanda visual untuk membantu komunikasi seperti penggunaan gambar, arahan, dan sebagainya.

Tips lain adalah memahami perilaku yang sulit pada ODD dan tidak melihatnya sebagai batasan untuk berkomunikasi. Dan terakhir, tindakan saat terjadi perilaku yang menyulitkan akibat demensia. (tsa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.