KesehatanNasional

Urgensi Vaksin Dosis Ketiga Bagi Nakes

Gugurnya nakes dalam perjuangan melawan Covid-19 terutama di tengah gempuran varian Delta membuat dorongan agar nakes mendapatkan vaksin dosis ketiga muncul.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) Alexander Ginting, saat dihubungi Republika, Rabu (7/7), mengatakan Satgas masih harus menunggu rekomendasi terkait booster vaksin bagi nakes. “Semuanya harus menunggu rekomendasi dari ITAGI dan BPOM,” kata dia.

Ia menambahkan, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) berdiri setelah terbit surat keputusan (SK) 1418 tahun 2006 yang memberikan saran dan rekomendasi pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Oleh karena itu, meski organisasi profesi kesehatan mengusulkan vaksinasi ini, Satgas Covid-19 masih menunggu rekomendasi ITAGI.

Kemenkes juga mengaku menunggu rekomendasi dari ITAGI sebelum memberikan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga untuk tenaga medis. “Kami tunggu rekomendasi ITAGI dan juga kajian terkait data data yang ada, karena sampai saat ini hasil uji klinis atau publikasi dosis ketiga kan belum ada,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Kendati demikian, pihaknya mengaku terbuka dengan usulan yang disampaikan agar nakes mendapatkan suntikan dosis ketiga. Sebelumnya usulan dosis ketiga muncul dari Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Usul IDI disampaikan langsung Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, di hadapan Menkes Budi Gunadi dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR secara virtual.

Ia mengatakan sudah banyak nakes yang berguguran walaupun telah divaksin dosis kedua dengan Sinovac.

“Banyak tenaga kami tenaga dokter itu menderita sakit Covid-19 walau sudah divaksin 2 kali dan yang meninggal juga ada,” kata Slamet, Senin (5/7). Slamet pun mempertanyakan efikasi vaksin Sinovac yang menjadi dasar pemerintah dalam vaksinasi nakes pada tahap awal Januari 2021.

Menurutnya, para nakes seharusnya diberi perlindungan ekstra, termasuk vaksin dosis ketiga. “Kami tidak tahu efikasi Sinovac yang sebenarnya versi WHO menyatakan efikasi ini 51 persen tapi versi kita 65 persen. Kemudian di Brasil juga 50 persen,” katanya.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendukung usulan tersebut sebagai bentuk proteksi nakes. “PPNI mendukung usulan tersebut jika memang vaksin ketiga dinilai bermanfaat untuk memberikan perlindungan ekstra untuk tenaga kesehatan,” kata Ketua Satgas Covid-19 DPP PPNI, Jajat Sudrajat.

Ia mengakui, PPNI tidak memiliki keahlian dalam menilai kemanfaatan vaksin. Kendati demikian, pihaknya tetap mendukung jika para ahli vaksin merekomendasikan vaksin ketiga bagi nakes. Ia menegaskan, PPNI mendukung segala upaya untuk melindungi nakes.

Sebab, dia melanjutkan, nakes merupakan aset bangsa yang harus dilindungi. “Karena nakes berada di garda depan dalam penanganan pandemi,” ujarnya.[republika]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.