Lebih dari 1.000 WNI Terdampak Banjir Besar di Malaysia
Malaysia, BI – Beberapa negara bagian di Malaysia dihantam banjir besar sejak Sabtu (18/12) lalu. Akibatnya, sekitar 51 ribu warga terpaksa mengungsi.
Tidak hanya warga Malaysia, sekitar seribuan warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Negeri Jiran turut terdampak banjir.
Kabar tersebut disampaikan oleh Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar. Yoshi mengatakan, para WNI terdampak ini sudah banyak memperoleh bantuan.
“Data-data itu juga masuk ke saluran komunikasi kita, dan hingga tadi pagi sekitar 1.700-an [WNI] meminta bantuan, [meminta] untuk diberikan bantuan,” ujar Yoshi ketika dihubungi kumparan, Selasa (21/12).
Yoshi mengatakan, KBRI Kuala Lumpur bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat, paguyuban warga Indonesia di Malaysia, hingga kelompok keagamaan dalam penanganan WNI terdampak.
Jumlah WNI paling banyak terdampak berlokasi di Kuala Lumpur dan Negara Bagian Selangor. Selangor juga merupakan daerah paling terdampak dalam banjir terburuk Malaysia ini.
“Umumnya kalau untuk evakuasi, sudah banyak [WNI] yang dibantu juga oleh petugas relawan setempat dan ditampung di beberapa tempat penampungan. Di sini istilahnya [istilah tempat penampungan] dewan. Dibantu kebutuhan pokoknya dulu,” kata Yoshi.
Seperti diketahui, banjir besar ini disebabkan oleh hujan deras yang sudah menerpa Malaysia sejak Jumat (17/12). Pada Sabtu (18/12), KBRI dan ormas sudah saling koordinasi untuk membantu para WNI.
“Koordinasi itu kita spread out, saling bantu dan sinergi untuk membantu teman-teman PMI (Pekerja Migran Indonesia) maupun WNI yang ada, khususnya di Kuala Lumpur dan Selangor, yang jumlahnya banyak di sana,” ungkap dia.
Di Selangor sendiri, WNI yang mengungsi tersebar di beberapa titik seperti Klang, Sri Muda, Hicom, Dengkil, dan kawasan Meru. Para WNI yang mengungsi, kata Yoshi, sudah termonitor dan akan disalurkan bantuan.
KBRI Kuala Lumpur dan sejumlah ormas sudah menyalurkan bantuan kebutuhan pokok. Seperti nasi, makanan siap saji, pakaian layak, hingga alat-alat kebersihan.
PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan, hujan deras ini disebabkan cuaca ekstrem buntut pemanasan global. Bahkan, curah hujan satu bulan berlangsung hanya dalam satu hari di Selangor.
Setiap akhir tahun, musim hujan memang berlangsung di Malaysia. Tetapi, musim hujan 2021 merupakan yang terburuk di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini jumlah korban tewas akibat banjir besar ini mencapai sembilan jiwa.[kumparan]