Hamster Klaster Covid-19 di HK Akan Dimusnahkan
Hong Kong, BI – Otoritas Hong Kong mengumumkan tentang adanya tindakan pemusnahan hewan peliharaan sebagai tanggapan terhadap kasus penularan Covid-19 yang melibatkan hamster di sebuah toko hewan area Causeway Bay.
Seorang pekerja di toko Little Boss dan seorang pelanggan yang sempat dihubunginya telah terjangkit virus tersebut dan para pejabat mengatakan 11 sampel hamster yang diambil dari toko tersebut telah dites positif, serta sampel lingkungan yang diambil dari gudang perusahaan di Tai Po.
Siapa pun yang membeli hamster di mana saja di Hong Kong sejak 22 Desember tahun lalu, kini “sangat disarankan” untuk menyerahkannya agar bisa diuji Covid.
Terlepas dari hasil tes, hamster akan dibunuh.
Jika tes kembali positif, pemiliknya akan dikarantina, sementara semua yang menyerahkan hewan peliharaannya juga harus menjalani tes Covid sendiri.
Hamster yang sudah ditemukan terinfeksi baru-baru ini diimpor dari Belanda dan hewan-hewan ini, kelinci dan hewan peliharaan lainnya di toko yang bersangkutan, serta di gudang perusahaan, juga akan dibunuh.
Sementara itu, puluhan toko lain yang menjual hamster telah disuruh tutup, dan menyerahkan hewan-hewan itu kepada pihak berwenang untuk dilenyapkan. Mereka hanya akan diizinkan untuk dibuka kembali ketika hewan lain yang dijual dinyatakan negatif.
Wakil kepala Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD), Thomas Sit, mengatakan meskipun tidak ada literatur di dunia yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat menularkan Covid-19 ke manusia, mereka telah membuat keputusan untuk memusnahkan hewan tersebut dengan hati-hati.
“Sekarang [hamster] terinfeksi virus, mereka dapat menginfeksi hewan lain, hamster lain dan manusia lainnya. Jadi, kami tidak ingin memusnahkan semua hewan, tetapi kami perlu melindungi kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan, kami tidak punya pilihan, kami harus membuat keputusan tegas,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers.
Sementara itu, pejabat juga berencana untuk mengirim sekitar 150 pelanggan toko hewan peliharaan ke karantina. Mereka yang mengunjungi toko antara 7-15 Januari didesak untuk menghubungi pihak berwenang.
The Society for the Prevention of Cruelty to Animals [SPCA] atau Asosiasi Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan mengaku terkejut dengan keputusan untuk memusnahkan hewan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, SPCA meminta pihak berwenang untuk meninjau kembali pendekatan mereka, menuduh mereka gagal mempertimbangkan kesejahteraan hewan dan ikatan antara manusia dan hewan peliharaan mereka.
SPCA juga mendesak pemilik hewan peliharaan untuk tidak panik atau meninggalkan hewan mereka, serta jangan pernah mencium hewan peliharaan mereka dan membersihkan tangan mereka secara menyeluruh sebelum dan sesudah kontak dengan hewan peliharaan mereka.[rthk/bi]