BP2MI Gandeng UNISSULA Untuk PMI Perawat Ke Jerman dan Jepang
Pemberdayaan lulusan untuk kerja ke luar negeri
Semarang, Bi [27/11) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), menggandeng Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang untuk mengubah stigma negatif Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjadi Pekerja Migran Indonesia yang lebih humanis. Kerja sama BP2MI dengan UNISSULA dibangun melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Aula Kampus UNISSULA Semarang, Jumat (24/11).
Hadir langsung Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, sekaligus menyampaikan materi dalam seminar nasional yang dihadiri 1.300 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UNISSULA.
Menurut Rinardi, istilah TKI telah menodai profesi pekerja migran, karena dalam istilah tersebut menyimpan banyak konotasi miring yang mendiskreditkan para pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri. Penandatanganan MoU ini merupakan bentuk hadirnya negara dalam memberikan pelayanan yang istimewa untuk para pahlawan devisa tersebut.
”Pada hakekatnya kita ingin memberikan sosialisasi bahwa yang tadinya Tenaga Kerja Indonesia dipandang sebagai pekerja low level atau rendahan, kini setelah diubah istilahnya menjadi Pekerja Migran Indonesia, maka nilai mereka berubah menjadi yang high level. Mereka menjadi pekerja yang memiliki kompetensi mumpuni,” tegas Rinardi.
Sambutan Rinardi kemudian ditanggapi langsung oleh Wakil Rektor I UNISSULA, Andre Sugiono, secara bijaksana. Andre mengatakan jika kerja sama BP2MI dengan UNISSULA yang direalisasikan dalam bentuk penandatanganan MoU merupakan langkah tepat untuk membangun citra Tenaga Kerja Indonesia ke arah yang lebih baik.
Ke depannya, Andre berharap bentuk kerja sama ini tidak hanya berhenti dalam bentuk MoU, tetapi hal yang lebih kompleks lagi.
”Semoga MoU ini bisa ditindaklanjuti lebih jauh lagi. Harapannya BP2MI bisa turut membantu menciptakan civitas akademika UNISSULA yang tidak saja punya daya saing lokal, tetapi juga punya daya saing Internasional. Sehingga bisa bersaing di dalam maupun di luar negeri,” tandasnya.
Selain itu, Rinardi memberikan arahan kepada seluruh mahasiswa FIK UNISSULA yang menghadiri kegiatan ini, agar nanti setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang kompeten dan bisa bekerja di luar negeri, khususnya di Jerman dan Jepang, dengan jabatan perawat.
Tentu hal itu tidak mudah untuk diraih, ungkap Rinardi, karena perlu ketelatenan belajar yang kuat dan berkomitmen untuk tidak malas menggali pengetahuan baru. Kendati demikian, Rinardi percaya jika seluruh mahasiswa FIK UNISSULA memiliki kapasitas tersebut.
Di akhir acara, Rinardi menegaskan bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan pelindungan dan kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia.
“Dengan dukungan dari perguruan tinggi yang mewadahi mahasiswa berpeluang tinggi menjadi pekerja migran seperti UNISSULA, diharapkan akan terjadi perubahan signifikan dalam pemahaman masyarakat terkait peran penting Pekerja Migran Indonesia dalam pembangunan nasional,” tutup Rinardi.
Hadir pula dalam kegiatan ini, Guru Besar FKp UNAIR sekaligus Ketua Kolegium Keperawatan Indonesia, Prof. Nursalam; Kepala Biro Hukum dan Humas BP2MI, Hadi Wahyuningrum; Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama BP2MI, Ahnas; dan Kepala BP3MI Jawa Tengah, Pujiono. ** (Humas/EMR/MIT)