Ragam

Sejarah dan Kisah Nonik Belanda Berkaki Kuda Di Benteng Vredeburg

JOGJA, BI [29/08] – Benteng Vredeburg adalah salah satu tempat wisata di Jogja yang menarik untuk dikunjungi. Bukan hanya karena pesona bangunannya yang bernuansa klasik, sejarah Benteng Vredeburg juga menarik untuk disimak. Kisah mistis Benteng Vredeburg bakal membuat kita merinding sekaligus penasaran.

Mungkin semua orang sepakat jika tempat wisata paling terkenal di Jogja adalah Malioboro. Namun, jangan lupa bahwa ada banyak tempat wisata lain yang tidak kalah menarik, bahkan yang lokasinya tidak jauh dari Malioboro sendiri.

Salah satunya adalah Benteng Vredeburg.  Benteng Vredeburg adalah museum berupa bangunan benteng yang dulunya berfungsi sebagai salah satu alat pertahanan Belanda. Di sana, Belanda memantau situasi di sekitar Keraton Yogyakarta. Lokasinya memang sangat dekat dengan Malioboro.

Benteng Vredeburg sangat layak dijadikan salah satu tempat yang dikunjungi apabila Kawan GNFI berkunjung ke Jogja. Selain sejarah panjang, bangunan tersebut juga punya kisah mistis.

Secara administratif, lokasi Benteng Vredeburg adalah di Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Lokasinya berada di pusat kota sehingga mudah dijangkau.

Dari Malioboro tinggal terus berjalan lurus ke arah selatan hingga masuk ke Jl. Ahmad Yani. Benteng Vredeburg ada di ujung jalan, berseberangan dengan Gedung Agung Yogyakarta dan Titik Nol Kilometer.

 Sejarah Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg sudah ada sejak masa-masa awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta. Seperti diketahui, Kesultanan Yogyakarta didirikan pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti yang membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.

Setelah Kesultanan Yogyakarta berdiri, mulailah dibangun berbagai infrastuktur untuk menopang kerajaan mulai dari pasar Gedhe, masjid, alun-alun dan sebagainya. Yogyakarta pun terus berkembang pesat.

Menurut catatan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dalam laman resminya, perkembangan pesat inilah yang kemudian mendorong dibangunnya Benteng Vredeburg. Belanda mulai resah dengan berkembangnya Yogyakarta dan berkeinginan mengontrol apa yang terjadi di dalam keraton.

Belanda meminta izin kepada Sultan agar bisa membangun sebuah benteng di dekat keraton. Untuk memuluskan rencananya, Belanda memakai alasan bahwa pembangunan benteng bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah keraton dan sekitarnya.

Sebenarnya, tujuan pembangunan benteng adalah untuk mengontrol keraton alih-alih menjaga keamanan terlihat dari bagaimana Belanda menentukan titik pembangunannya. Benteng yang dibangun Belanda sangat dekat dengan keraton sekaligus berada dalam jarak tembak meriam. Jika sewaktu-waktu Sultan dan penghuni keraton menyerang Belanda, maka Belanda bisa langsung bergerak cepat.

Pembangunan benteng dimulai pada tahun 1760. Saat itu, bangunan bentengnya masih sangat sederhana hingga pada tahun 1767 gubernur pantai utara Jawa di Semarang meminta izin kepada Sultan agar benteng tersebut dibangun lebih kuat.

Sri Sultan Hamengku Buwono I memberikan izin dan pembangunan benteng tuntas pada tahun 1787. Awalnya, benteng tersebut diberi nama Rustenburgh yang artinya “tempat istirahat”. Nama tersebut kemudian diganti menjadi Vredeburg setelah benteng dipugar akibat rusak karena gempa tahun 1867. Nama Vredeburgsendiri berarti “perdamaian.”

Seiring berjalannya waktu dan pergantian kekuasaan kolonial, kepemilikan Benteng Vredeburg turut berganti. Dari yang tadinya milik Belanda, Benteng Vredeburg sempat dikuasai oleh Inggris. Lalu saat Jepang datang ke Indonesia dan menyingkirkan Belanda, mereka juga merebut kendali atas benteng tersebut.

Setelah merdeka pada tahun 1945, Benteng Vredeburg turut dikuasai oleh Indonesia meski setelahnya sempat kembali jatuh ke tangan Belanda saat meletusnya agresi militer.

Berpuluh-puluh tahun setelahnya, tepatnya pada 1992, bangunan Benteng Vredeburg resmi menjadi museum. Peresmian ini disahkan lewat SK Mendikbud RI No. 0475/0/1992 yang diteken Menteri Pendidikan Prof. Dr. Fuad Hasan pada 23 November 1992.

Kisah Mistis Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg menyimpan kisah mistis. Setidaknya terdapat dua kisah mistis Benteng Vredeburg yang dikenal masyarakat dan ceritanya menyebar dan mulut ke mulut.

Di Indonesia, bangunan tua memang kerap dibalut aneka cerita-cerita horor. Di sejumlah daerah, bangunan peninggalan Belanda pun biasa memiliki kisah mengenai penampakan hantu berwujud orang Belanda, tak terkecuali di Benteng Vredeburg.

Kisah mistis Benteng Vredeburg yang pertama adalah penampakan perempuan Belanda berkaki kuda. Seperti dilansir IDN Times, perempuan Belanda berkaki kuda ini konon kerap ditemui para pengemudi becak pada tengah malam.

Ceritanya tukang becak yang lewat di depan Benteng Vredeburg bertemu perempuan Belanda dan menawarkan jasa mengantar. Si perempuan kemudian menyibak bagian bawah gaun panjangnya hingga terlihat kaki kuda di baliknya.

Kemudian ada pula kisah tentara Belanda tanpa kepala. Konon, beberapa kali ada penampakan sekelompok tentara tanpa kepala sedang berbaris di area benteng.

Karena kisah-kisah mistis ini, Benteng Vredeburg kerap dianggap sebagai tempat yang angker. Kendati demikian, ini seakan tidak menyurutkan daya tariknya sebagai salah satu destinasi wisata di Jogja.[*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.