Bencana Tanah Bergeser di Sukabumi
SUKABUMI, BI – Puluhan rumah warga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, rusak akibat pergerakan tanah. Rumah-rumah warga itu mengalami kerusakan pada bagian dinding, lantai, maupun fondasi. Sebagian warga sudah ada yang memilih untuk mengungsi.
Kepala Desa Pasir Suren M E Zailani menjelaskan dari hasil pendataan sementara, jumlah rumah yang rusak sebanyak 30 unit.
Menurut dia, seluruh rumah yang rusak itu berada di RT 03/05 Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu.
“Kerusakan rumah akibat dampak dari pergerakan tanah ini mulai dari ringan hingga berat,” kata Zailani kepada wartawan di Sukabumi, Senin (7/12).
Menurut Zailani, tidak menutup kemungkinan bencana pergerakan tanah ini makin meluas dan rumah yang terdampak bertambah banyak. Terelebih lagi, saat ini kerap turun hujan deras yang menyebabkan tanah menjadi labil.
Dalam upaya mengantisipasi makin parahnya dampak yang dirasakan warga, serta mencegah jatuhnya korban luka maupun meninggal, pihaknya bersama petugas dari Kecamatan Palabuhanratu dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah melakukan sosialisasi kepada warga khususnya yang terdampak bencana.
Pihak desa sudah meminta kepada BPBD mencarikan solusi bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Sebab, jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka dikhawatirkan akan jatuh korban.
Dia melanjutkan untuk relokasi pun belum bisa dilaksanakan, sehingga sebagian warga ada yang memilih mengungsi sendiri ke tempat yang lebih aman. Sebab, ada ada kekhawatiran dari warga bahwa rumahnya bisa saja ambruk.
“Belum ada informasi lebih lanjut warga yang terdampak bencana pergerakan tanah ini akan direlokasi ke mana, tetapi kami meminta agar BPBD menyediakan tempat mengungsi sementara yang kapan saja bisa digunakan oleh warga sebagai antisipasi apabila dampaknya makin parah,” tambahnya.
Zailani mengatakan sebenarnya bencana ini sudah lama terjadi, namun tidak sekaligus berdampak. Perlahan, tanah di Kampung Nyalindung bergeser dan setiap harinya makin bertambah luas dan berdampak kepada permukiman warga. (antara/jpnn)