Kasus COVID-19 di Surabaya Naik, 50 Persen dari Perjalanan
Surabaya, BI – Dalam tiga hari terakhir kasus COVID-19 di Surabaya naik secara signifikan. Berdasarkan data Satgas COVID-19 Jatim, per tanggal 28 Januari 2022 terdapat 156 kasus aktif COVID-19 di Kota Pahlawan. Angka ini naik dari hari sebelumnya yang terdapat 127 kasus aktif COVID-19.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberi tanggapan mengenai kenaikan angka kasus COVID-19 di Kota Pahlawan. Meski mengalami kenaikan, Eri tetap bertekad untuk menjaga hasil asesmen Kota Surabaya untuk tetap menjadi Level 1.
Ia mengungkapkan, hampir 50 persen yang terpapar adalah orang yang telah memiliki riwayat perjalanan luar kota. Menurutnya, orang-orang yang berada di Kota Surabaya tidak hanya melakukan aktivitas di dalam kota saja, melainkan juga melakukan aktivitas pekerjaan di luar kota.
“Ada yang ke luar kota lalu kembali (pulang) sakit, tapi yang kita lihat adalah ternyata dampaknya Alhamdulillah tidak sampai parah dan sembuhnya langsung cepat,” ungkap dia, Sabtu (29/1).
Oleh karena itu, ia meminta bila terdapat warga yang terpapar COVID-19 segera dilakukan karantina di Hotel Asrama Haji (HAH). Namun, apabila kondisi pasien semakin memburuk dan membutuhkan perawatan, maka akan langsung dilakukan perawatan di rumah sakit.
“Saya tidak memperkenankan isolasi mandiri di rumah. Terutama varian Omicron yang cepat menular, dan nanti Insya Allah, biasanya 14 hari yang sembuh juga banyak,” ujar dia.
Meski terjadi kenaikan angka kasus COVID-19 Eri tetap berkomitmen untuk menjaga asesmen Kota Surabaya Level 1. Bagi dia, hal ini merupakan tugas penting untuk mengamankan seluruh warga Kota Surabaya.
Ia sudah meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk melakukan tracing dengan perbandingan minimal 1:23. Menurut dia, apabila terjadi kenaikan, hal ini terjadi karena pihaknya melakukan tracing secara massif untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Di sisi lain, mengenai perkiraan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada Februari dan Maret mendatang, ia telah menyiapkan strategi. Salah satunya adalah membatasi tempat-tempat keramaian di Kota Surabaya, seperti wisata Jalan Tunjungan.
Sebelum penerapan pembatasan tersebut, Eri mengungkapkan bila saat ini pihaknya sedang melakukan asesmen, dengan harapan pada awal Februari pembatasan pengunjung bisa segera diterapkan.[bi/kumparan]