Hari Raya dalam Pandemi Abad Modern
Catatan Redaksi: Tak ada yang tak berubah karena pandemi, dunia masuk zona new normal
Catatan Redaksi di Hari Raya Idul Fitri 1441 H/2020 M
Tak ada yang tak berubah karena pandemi covid-19, dari pola makan, sosial hingga beribadah semua terpaksa harus berubah karena harapan sehat.
Pada saat momen merayakan hari raya idul fitri pun umat juga harus berubah, jika dulu orang tua selalu bilang “tidak baik saat lebaran orang dirumah saja” namun faktanya sekarang kita dianjurkan untuk tetap dirumah saja demi memutus mata rantai penularan covid-19.
Meski demikian, di abad yang sudah modern ini, kegiatan silahturahmi dan bermaafan dengan saudara tetap bisa kita lakukan dengan menggunakan video call,bahkan silahturahmi ala pandemi tersebut bisa mlibatkan seluruh anggota keluarga sekaligus.
Pandemi sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala, sejak zaman peradapan kenabian Nuh AS, diceritakan untuk menyelamatkan manusia dan binatang Nabi Nuh membuat bahtera. Kisah pandemi pada zaman kenabian Musa AS.,ialah disaat Firaun sedang menunjukan ketuhanannya. Kejadia pandemi dimasa kekauasaan raja Firaun tersebut seperti membangunkan orang-orang yang beriman pada Firaun, yang mana pada saat pandemi tersebut Firaun sang raja yang menuhankan dirinya sendiri tersebut juga terdampak sakit.
Dalam menghadapi pandemi, Nabi Muhamad mengajarkan umatnya untuk melakukan isolasi dirumah saja, beribadah juga dirumah. Bahkan para ilmuwan menyebut-nyebut jika lockdown pertamakali dikenalkan oleh Nabi Muhamad SAW.
Kebanyakan orang beriman menerima wabah itu sebagai rencana Tuhan yang tak diketahui ciptaan-Nya. Masjid-masjid ditutup. Khususnya saat para petugas dan anggota pengurusnya menjadi korban.
Akhir-akhir ini banyak ilmuan yang mengkaji tentang sejarah pandemi, salah satuya adalah Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Wabah pandemi adalah sejarah kelam yang berulang,” kata Oman Fathurahman yang saat menjadi staf ahli menteri agama, dalam seminar daring lewat aplikasi zoom bertema “Wabah dalam Lintasan Sejarah Umat Manusia”, yang diselenggarakan Museum Nasional pada Selasa, 21 April 2020.
Dalam rapat daring tersebut dikisahkan pula tentang kisah perjalanan seorang pengembara yang bernama Ibnu Battuta yang juga pernah menuliskan tentang pandemi Black Death atau Maut Hitam yang dituliskan kembali oleh Ross E. Dunn, sejarawan San Diego State University.
Black Death merupakan salah satu wabah yang pernah terjadi di negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah pada zamannya. Black Death juga disebutkan hampir memusnahkan penduduk eropa.
Demikian sekelumit kisah pandemi, semoga dunia segera membaik agar kehidupan pendidikan, ibadah dan ekonomi kembali membaik.
Akhirnya: Redaksi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri dengan sabar. (redaksi)