Jelang Festival Perahu Naga Taiwan Kekurangan Telur
TAIPEI, BI — Harga telur bebek naik ke rekor tertinggi pada Jumat (10/3), akibat kelangkaan telur ayam bersama datangnya momen mendekatnya Festival Perahu Naga.
Di tengah kekurangan telur ayam, Menteri Pertanian Chen Chi-chung pada Selasa (7/3) mengimbau masyarakat untuk membeli telur bebek sebagai alternatif, namun Dewan Pertanian (COA) pada Kamis (9/3) mengumumkan harga telur itik juga akan naik pada Jumat.
COA mengatakan harga farm gate untuk telur bebek pada hari Kamis adalah NT$45 per kati Taiwan (600 gram), sedangkan harga grosir berkisar antara NT$55-NT$60. Namun, dikatakan harga grosir dan petani akan naik sebesar NT$3 pada hari Jumat, dengan yang terakhir naik menjadi NT$48, rekor tertinggi.
Chiang Wen-chuan, wakil kepala Departemen Industri Peternakan COA, mengatakan telur itik banyak dikonsumsi sebagai olahan kuning telur asin. Chiang mengatakan bahwa ada dua hari raya orang Taiwan yang paling konsumtif terhadap telur yakni pada Tahun Baru Imlek dan Festival Perahu Naga.
Menjelang Festival Perahu Naga, telur bebek adalah salah satu isian yang populer untuk beberapa zongzi, dan persediaan akan dimulai pada tahap ini, sehingga permintaan meningkat. Selain itu, karena kelangkaan telur ayam akhir-akhir ini, beberapa tempat makan beralih ke telur bebek.
Chiang mengatakan tingginya harga pakan dikombinasikan dengan perubahan penawaran dan permintaan ini telah menyebabkan kenaikan harga sebesar NT$3. Ketika ditanya apakah pemusnahan itik di peternakan yang terkena flu burung akan mengurangi pasokan itik tahun ini, Chiang mengatakan masih ada lebih dari dua juta itik pada tahap ini dan pasokan tidak akan terpengaruh.
Kao Chuan-mo, ketua asosiasi penjualan telur mengatakan kekurangan telur ayam menyebabkan kekurangan telur bebek juga.
Kao mengatakan, seiring kenaikan harga telur bebek, harga telur olahan abad dan telur bebek asin akan ikut naik.
Kao mengatakan petani telur, pedagang telur, dan konsumen semuanya terkena dampaknya. Pandemi yang dikombinasikan dengan epidemi flu burung telah merugikan pabrik pengolahan telur Taiwan lebih dari NT$20 juta selama tiga tahun terakhir, sementara satu pabrik telah ditutup baru-baru ini, kata Kao.
Adapun kapan kekurangan telur akan hilang, Kao mengatakan jika cuaca membaik, pasokan tidak akan seketat sekarang, namun untuk mengembalikan tingkat produksi normal, diperlukan lebih banyak ayam yang diperoleh.[bi-TN]